Mohon tunggu...
pungkaspung
pungkaspung Mohon Tunggu... Buruh - Hanya buruh yang butuh nulis

Hanya peminum kopi tanpa disertai senja, karena dominasi kopi dan senja akan membuat saya tidak kerja.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Beda Aksara Beda Suara

18 Oktober 2019   09:18 Diperbarui: 18 Oktober 2019   13:38 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beda Aksara Beda SuaraDari Aksara ini kita dan kita' terbaca berbeda/dokpri

"Onok wong dodol dodol seng dodol" (ada penjual dodol yang bodoh). Celetuk salah seorang teman dalam status WhatsAppnya. Terlihat aneh dan susah dibaca memang waktu saya tahu dia membuat status tersebut. 

Entah ini perwakilan kejengkelan hatinya atas penjual dodol secara harfiah atau kesusahan hatinya atas berbagai kata yang seakan tidak terwakili dengan huruf abjad.

Memang jika semua bahasa dicampur menjadi satu dan minta difasilitasi oleh satu huruf abjad saja sangat mustahil. Karena ada pengejaan yang sangat berbeda disetiap bahasa. Kasusnya sama dengan status WhatsApp teman saya tadi. 

Beberapa kalimat akan merasa sama secara redaksional. Bukan bermaksud menjadi konservatif terhadap perkembangan jaman, tapi memang sangat tidak mungkin.

Beberapa kasus seperti kasus yang dialami teman saya tadi, menjadi keruwetan tersendiri jika kita ngotot untuk difasilitasi satu aksara. Pun juga akan menjadi suatu hal yang sudah tidak layak untuk diperbincangkan bila kawan ngobrol kita tidak mengetahui aksara apa yang dimaksud. Seperti contohnya bila kita menjadi pemegang teguh aksara dan menginstal beberapa perangkat lunak terkait penulisan aksara bali misalnya. 

Lalu saat mengobrol dengan teman yang berasal dari luar bali kita tetap mengetik dengan aksara bali. Alhasil teman chat kita satu ini tidak mengerti maksud dari tulisan kita.

Padahal anda menggunakan aksara hanya untuk mengantisipasi double makna dari hal yang kita tulis. Maka dari itu jika boleh saya sarankan tetap belajar aksara, hanya untuk dapat menyampaikan maksud yang kita inginkan. 

Jika kita maksudkan kue dodol, maksud tersebut dapat ditangkap oleh lawan bicara kita. Bukan untuk sekedar gaya-gayaan, takutnya jika disalahgunakan untuk bergaya malah tidak ada komunikasi harmonis antara anda dan lawan bicara anda.

Kesimpulan akhirnya dapat dikatakan bahwa aksara ini sebetulnya sangatlah butuh. Hanya untuk menyampaikan pesan kepada lawan komunikasi yang biasa menggunakan bahasa yang terfasilitasi oleh aksara tersebut. Minimal memahami aksara yang berasal dari daerah dimana tempat kita lahir. Untuk berkomunikasi dengan bahasa daerah.

Antara penting dan tidaknya aksara kuno menjadi dilematis. Saat kita lebih mengacuhkannya takut ada beberapa ungkapan yang tidak cukup diwakili tulisan.  Pun juga saat kita lebih menyoroti dengan tajam akan ada kelalaian berkomunikasi dengan tulisan abjad. 

Jalan tengahnya ya tetap melestarikan aksara, menjadikan dekorasi sedemikian rupa. Mulai dari nama jalan sampai hiasan mural yang berwujud aksara kuno. Hanya untuk melestarikan saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun