Mohon tunggu...
Ina Widyaningsih
Ina Widyaningsih Mohon Tunggu... Administrasi - Staf TU SMPN 3 Pasawahan

Penyair Pinggiran

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Perjalanan Wisata Ziarah ke Makam Cut Nyak Dien di Sumedang

18 Januari 2020   22:46 Diperbarui: 19 Januari 2020   13:20 1624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan sabar Bapak Eman menceritakan tentang Cut Nyak Dien yang diasingkan di Sumedang. 

Dalam pengasingannya sejak tahun 1901, Cut Nyak Dien dijuluki dengan nama "Ibu Perbu" yang artinya Ibu Suci, karena kepandaiannya dalam ajaran Agama Islam yang sangat dalam. 

Nama itu diberikan agar Cut Nyak Dien tidak dapat ditemukan jejaknya oleh Belanda. Hingga pada tanggal 6 November 1908, Cut Nyak Dien meninggal dunia dan dimakamkan di area pemakaman keluarga H. Sanusi, karena ia telah dianggap sebagai anggota keluarga mereka. 

Cut Nyak Dien dimakamkan seperti biasa saja, tak ada yang istimewa pada awalnya dengan bentuk kuburan yang biasa pula. Hal itu karena identitasnya yang dirahasiakan dari penjajah Belanda. Namun, ketika pada tahun 1959, Gubernur Aceh pada waktu itu Ali Hasan menemukan jejak makam Cut Nyak Dien. 

Tanda awal pemugaran makam Cut Nyak Dien oleh Gubernur Aceh (Dokumentasi pribadi)
Tanda awal pemugaran makam Cut Nyak Dien oleh Gubernur Aceh (Dokumentasi pribadi)
Maka pada tahun 1987, makam Cut Nyak Dien pun dipugar, yang sekelilingnya dipagari dengan pagar besi yang ditanam bersama beton dengan luas 1500 m2. Di belakang makam Cut Nyak Dien terdapat mushola.

Selain itu juga terdapat banyak batu nisan yang dikatakan sebagai anggota keluarga H. Sanusi, letaknya di sebelah kiri makam Cut Nyak Dien.

Batu nisan H. Sanusi dan Rd. Siti Hodidjah serta anggota keluarga lainnya (Dokumentasi pribadi)
Batu nisan H. Sanusi dan Rd. Siti Hodidjah serta anggota keluarga lainnya (Dokumentasi pribadi)
Pada batu nisan Cut Nyak Dien nampak istimewa, berbeda dengan makam yang lainnya. Terdapat tulisan bahasa arab, Q. S. At-Taubah dan Al-Fajr, tertulis juga riwayat hidupnya dan hikayat cerita Aceh.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Sungguh wisata hari ini sangat bermakna bagiku. Banyak hikmah dan pelajaran yang dapat diambil dari kisah perjuangan Cut Nyak Dien. 

Jejak sejarah sungguh janganlah dilupakan, takkan ada kehidupan dan kemajuan negeri ini tanpa perjuangan serta pengorbanan dari pahlawan bangsa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun