Mohon tunggu...
puji utami
puji utami Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga

Hanya seorang ibu dari anak-anak yang semoga bermanfaat untuk sesama....

Selanjutnya

Tutup

Diary

Ada Corona, Kamu Kehilangan Siapa?

28 Oktober 2021   23:28 Diperbarui: 28 Oktober 2021   23:49 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Masih beruntung ada adik yang tinggal tak jauh dari rumah, jika tidak entah kami harus bagaimana. Ya, saya memang orang Jawa, bagaimanapun nasibnya, masih ada untungnya. Mungkin itu salah satu cara Gusti Pangeran agar kami tak lupa untuk selalu dan selalu bersyukur.

Menjaga bayi dengan positif Covid sendirian? Tidak, ada malaikat luar biasa yang tetap menjaga saya dan si kecil. Ibu, yang meski sudah saya bilang nggak usah datang, Insya Allah kami bisa menjaga bayi kami.

Tapi ibu tetap kekeuh datang dari kampung, menjaga saya, suami dan si kecil, terkadang tanpa jarak karena kondisi. Ibu hanya bilang, "Bismillah saja, niat ibu ngopeni 'menjaga' anak dan cucu".

Hampir sebulan ibu menemani saya, dengan canda dan air mata yang menjadi satu. Menemani melewati detik demi detik untuk kembali dinyatakan negatif dengan anosmia akut yang akhirnya menjadi gejala longcovid. Kondisi ibu pun sebenarnya tak begitu fit saat itu, entah itu covid atau bukan.

Saat itu, pandemi begitu sangat terasa. Jumlah penderita naik drastis hingga rumah sakit tak lagi mampu menangani. Ambulans hilir mudik tak karuan. Tiap hari disuguhi kabar kematian.

Pandemi ini, kami memang harus lebih banyak menghela nafas yang cukup panjang. Persis dua minggu sebelum kabar kematian bapak mertua, ibu mertua saya sudah harus kehilangan kedua adiknya. Yang juga karena covid, sekali lagi karena covid. Satu berkomorbid, satu enggak. Sedang satu tahun sebelumnya, adik iparnya pun kembali pada Sang Kuasa, juga karena covid.

Ya, covid telah membuat kami kehilangan banyak orang, bapak, om, pakde, sepupu, saudara, teman, tetangga yang entah berjumlah berapa.

Kematian memang penuh misteri, tak tahu kapan akan datang. Tapi saat pandemi ini, malaikat pencabut nyawa sepertinya begitu sibuk hilir mudik memanggil anak-anak manusia menuju Sang Maha Kuasa.

Ini adalah sebuah memori kecil, meski merasa semangat kami luruh, tapi kami tahu, kami harus kembali bangkit dan bangkit. Masih ada masa depan menanti....

Pandemi ini, kamu kehilangan siapa?

In memoriam...

Bapak Mertua, tepat 70 tahun, 17 Juli-17Juli 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun