Mohon tunggu...
Puji Hanifah
Puji Hanifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gagasan Talcott Parson tentang Fungsionalisme Struktural

20 September 2022   19:14 Diperbarui: 20 September 2022   19:15 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Talcott Parson merupakan seorang tokoh yang lahir di Colorado Spring pada tahun 1902. Beliau hidup di dalam keluarga yang taat agama dan memiliki kecerdasan intelektual. Ayahnya adalah seorang pendeta sekaligus profesor yang berprofesi sebagai Rektor di salah satu perguruan tinggi kecil pada masa itu. Pada tahun 1924, beliau berhasil menyelesaikan studi dan mendapat gelar Sarjana Muda di Universitas Amherst dan menyiapkan disertasi di London School of Economics. Selanjutnya pada tahun 1927 beliau memulai kegiatan mengajarnya di Heidelberg dan Harvard.

Pada tahun 1937 beliau menerbitkan sebuah buku yang berjudul The Structure of Social Action. Kemudian di tahun 1944 Parson diamanahkan untuk menjadi Kajur Sosiologi di Universitas Harvard serta pada tahun 1946 ia membangun sebuah Departemen Hubungan Sosial. Karya selanjutnya yang beliau terbitkan berjudul The Social System, tulisan ini terbit pada tahun 1951 setelah itu ia menjadi tokoh dominan Sosiologi Amerika. Parson pernah mendapat serangan dari kaum sayap kiri radikal pada tahun 1960-an karena beliau dianggap terlalu konservatif dan teori yang dikemukakan sulit untuk dipahami. Talcott Parson meninggal pada tahun 1979 namun setelah beliau meninggal teori yang dikemukakan tidak hilang begitu saja tetapi teori tersebut kembali mendominasi dan banyak diterapkan oleh para sosiolog sekitar tahun 1980-an.

Jika dianalogikan teori struktural fungsional ini seperti tubuh manusia yang terdiri dari beberapa organ dan sistem yang saling berhubungan satu sama lain. Asumsi awal dari teori ini adalah masyarakat terintegrasi karena adanya suatu kesepakatan dari para anggotanya terkait dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat tertentu yang mempunyai kemampuan mengatasi masalah yang muncul karena perbedaan-perbedaan sehingga masyarakat tersebut dipandang sebagai suatu sistem yang secara fungsional terintegrasi dalam suatu keseimbangan. Dengan demikian masyarakat merupakan kumpulan dari beberapa sistem sosial yang berhubungan dan saling bergantung satu sama lain. Jika salah satu fungsi anggota atau sistem sosial dalam masyarakat tidak berjalan dengan baik dapat mengakibatkan ketidakseimbangan ditengah-tengah masyarakat.

Aktor dan Sistem Sosial

Aktor merupakan suatu kombinasi pola nilai-nilai dan orientasi yang diperoleh pada derajat yang sangat penting dan berfungsi menjadi struktur peran serta nilai-nilai dominan dalam sistem sosial. Seorang individu menjadi aktor karena adanya proses sosialisasi dari anggota-anggota masyarakat, jika diurutkan yang paling terdekat dengan seorang individu adalah keluarga. Kemudian setelah mengalami proses sosialisasi seorang individu akan memiliki suatu orientasi tujuan terhadap masyarakat luas. Setiap individu memiliki orientasi yang berbeda satu sama lain. 

Sistem sosial terdiri dari sejumlah aktor yang saling berinteraksi satu sama lain didalam suatu lingkungan tertentu. Mereka memiliki motivasi untuk mencapai suatu tingkat kepuasan yg didefinisikan dan dimediasi dalam suatu ketentuan simbol yang disepakati bersama dan terstruktur sesuai dengan budaya tertentu.Sistem sosial ini merupakan salah satu bentuk kesepakatan bersama yang ada didalam masyarakat yang kemudian diwujudkan ke dalam suatu simbol yang disepakati bersama, bisa berupa aturan, nilai, norma dan tradisi. Dalam suatu sistem sosial pasti ada aktor, interaksi, lingkungan, optimalisasi kepuasan dan kultur atau budaya dari aktor yang bersangkutan. 

Eksistensi Aktor dalam Sistem Sosial

Agar integrasi pola nilai dalam suatu sistem sosial dapat terpelihara perlu dilakukan proses internalisasi dan sosialisasi. Namun Parson mengatakan bahwa umumnya dalam sistem sosial aktor bertindak sebagai penerima pasif dalam proses sosialisasi karena individu hanya menerima pengaruh dari individu lain. Dari sosialisasi inilah Parsons dikritik oleh Francois Baurricaud dengan "dialektika sosialisasinya". Kritik tersebut menyatakan bahwa aktor bukan hanya merespon tetapi juga melakukan reproduksi. Dalam proses sosialisasi seorang individu akan belajar memahami berbagai pola nilai, norma, aturan dan adat istiadat. Proses sosialisasi terjadi pada diri seorang individu. Proses internalisasi dapat membuat seorang individu menjadi memiliki suatu kesadaran kolektif dan membuat seorang individu sadar bahwa ia adalah bagian dari masyarakat.

Tindakan Sosial Aktor

Suatu tindakan sosial manusia bersifat voluntaristik atau bisa dibilang seorang individu melakukan suatu tindakan secara sukarela tanpa perlawanan, ia menerima nilai, norma yang berlaku di masyarakat untuk diterapkan pada dirinya. Tindakan individu sebagai pelaku dengan alat yang tersedia akan mencapai tujuan dengan berbagai macam cara, yang juga individu itu dipengaruhi oleh suatu kondisi yang dapat membantu dalam memilih tujuan yang akan dicapai, dengan bimbingan nilai dan ide serta norma yang telah masuk melalui proses internalisasi. Tindakan individu memiliki kebebasan untuk memilih sarana (alat) dan tujuan yang nantinya akan dicapai dan dipengaruhi oleh lingkungan atau kondisi-kondisi, serta dalam memilih sesuatu bisa juga dikendalikan oleh nilai dan norma. Individu melakukan tindakan karena memiliki tujuan berupa orientasi motivasional dan orientasi nilai. 

Masyarakat dalam Fungsionalisme Struktural

Dalam fungsionalisme struktural masyarakat dipandang sebagai kumpulan dari beberapa sistem sosial yang memiliki keterkaitan dan saling bergantung satu sama lain. Masyarakat juga merupakan suatu jalinan dari sistem dan menyerupai sebuah sistem organisme biologis. Masyarakat dalam fungsionalisme struktural dilihat sebagai nilai-nilai, norma-norma, konsensus dan suatu bentuk kohesi sosial. Didalam sebuah masyarakat harus tercipta keteraturan dan keseimbangan. 

Bagaimana Cara Mempertahankan Stabilitas Masyarakat Agar Tetap Eksis?

Parson memberikan sebuah solusi dengan memberi pola yang disebut dengan istilah AGIL yang telah dirumuskan berdasarkan tiap-tiap sistem sosial yang memiliki subsistem masing-masing. Terdapat 4 subsistem di dalam sebuah sistem sosial masyarakat yaitu subsistem ekonomi, subsistem politik, subsistem sosial dan subsistem budaya.

Jika dijabarkan AGIL memiliki 4 fungsi, yaitu:

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun