Mohon tunggu...
puji handoko
puji handoko Mohon Tunggu... Editor - laki-laki tulen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hidup untuk menulis, meski kadang-kadang berlaku sebaliknya.

Selanjutnya

Tutup

Money

Bangun Pabrik Baterai, Pertamina Siap Songsong Era Kendaraan Listrik

14 Oktober 2020   17:23 Diperbarui: 14 Oktober 2020   17:25 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beralihnya zaman tidak bisa dilawan. Kemampuan adaptif manusia muncul untuk mengondisikan itu. Oleh sebab itu, mereka yang mampu berubah dan menyesuaikan keadaan akan bertahan. Sementara yang jumud dan stagnan akan dilibas kemajuan. Begitulah sejarah mencatat tumbuh-kembangnya sebuah peradaban.

Era kendaraan listrik ada dalam pemahaman demikian. Kemunculan teknologi kelistrikan pada kendaraan itu dilatar-belakangi oleh kesadaran tentang perlunya mengurangi emisi gas buang kendaraan. Sebab polusi yang dihasilkan sudah di luar ambang batas. Sesuai dengan kesepakatan Paris Agreement yang ditandatangani tahun 2015, masyarakat dunia menghendaki pengendalian karbon untuk mencegah perubahan iklim dan pemanasan global.

Di Indonesia, upaya untuk ikut menyongsong datangnya era baru itu sudah dilakukan. Salah satunya adalah membuat kawasan pabrik baterai di Morowali, Sulawesi Tengah. Di tempat itulah komponen penting kendaraan listrik diproduksi.

Keseriusan untuk menggarap pabrik baterai mulai terlihat di Indonesia. Selain melibatkan swasta, pemerintah juga meminta BUMN untuk ikut membangun pabrik baterai guna menjawab kebutuhan mobil listrik di masa depan. Hal itu dilakukan agar Indonesia tidak sekadar jadi penonton dalam kemunculan era baru itu.

Dalam proses pengembangan pabrik baterai, Pertamina turut andil dalam proyek hilirisasi bidang nikel tersebut. Peran Pertamina adalah menggarap pengemasan baterai dan mengintegrasikan komponen sel di dalamnya. Program itu dimotori oleh MIND ID (Mining Industry Indonesia) holding BUMN tambang.

"Nantinya Pertamina akan masuk ke dalam bagian di holding company tersebut dan juga dalam JV yang fokus di masing-masing proses bisnis terkait, terutama dalam pengembangan manufacturing plant dan mengintegrasikan komponen sel di dalam baterai dan merakitnya ke dalam modul/pack sesuai dengan peruntukannya," kata VP Coorporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman dikutip Republika, Selasa 13 Oktober 2020.

Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Nicke widyawati juga telah menyatakan, kerjasama strategis tersebut akan membagi peran masing-masing BUMN. MIND ID bakal fokus di sektor hulu sebagai pemasok bahan baku. Sementara itu, PLN fokus di sektor hilir sebagai distributor. Dan di antara keduanya ada Pertamina yang menyiapkan prosesnya.

"Jadi baterai ini bukan hanya untuk transportasi, tapi bisa digunakan remote area untuk rumah. Suplai listrik menjadi baterai, solar EV misalnya bisa digunakan sebagai distributor di area yang tidak perlu storage besar, hanya butuh backup power system bersifat modular," jelasnya dalam diskusi daring di Jakarta, Senin 10 Agustus 2020.

Era baru kendaraan listrik jelas akan mengubah jumlah penjualan BBM di masa depan, oleh sebab itu langkah antisipasi Pertamina sudah tepat. Perusahaan energi itu harus menjadi bagian dari proses bergeraknya industri kendaraan listrik. Dengan begitu, perusahaan akan tetap eksis dan memiliiki peranan penting di masa depan.

Pertumbuhan kendaraan listrik memang belum begitu terasa di Indonesia. Namun jika mengacu pada kecenderungan masyarakat global, kemungkinan industri kendaraan listrik menjamur di tanah air akan terjadi sebentar lagi. Sebab mengingat kebiasaaan masyarakat kita cepat sekali melakukan akselerasi dan adaptasi pada teknologi baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun