Kabar mengenai perkembangan vaksin Covid-19 memunculkan semangat baru. Meski demikian, tekanan ekonomi akibat pandemi masih juga terasa berat. Sebab Corona memang belum lenyap. Hal itu terutama dirasakan oleh kalangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Untuk meringankan tekanan itu, segenap pihak berlomba-lomba membantu mereka. Di antaranya adalah perusahaan negara seperti PLN.
Dalam rilis resminya, sebagaimana dikutip Wartaekonomi pada Selasa, 11 Agustus 2020, PLN terus melakukan pemberdayaan UMKM binaannya dalam menghadapi perlambatan ekonomi akibat wabah Covid-19. Salah satu mitra binaan itu adalah Toko Pelawan, UMKM binaan PLN yang menjual produk oleh-oleh Desa Namang, seperti madu manis, madu hitam, jamur Pelawan, dan lada. Tanaman pelawan ini adalah tanaman khas di Bangka Belitung.
Menurut pengakuan pemiliknya, Zaiwan, setelah dibina PLN, omzet tokonya meningkat dari Rp7 juta per bulan menjadi Rp15 juta per bulan. Begitu juga dengan jumlah karyawannya, semula hanya 7 orang, sekarang menjadi 12 orang. Meski mendapat tekanan pandemi, Toko Pelawan berhasil mempertahankan omzet tersebut dan bisa membantu masyarakat sekitarnya.
Toko Pelawan hanya satu contoh upaya PLN dalam membina UMKM. Tercatat ada 26.428 UMKM yang telah mendapat pembinaan dari PLN sejak 1992. Mitra binaannya meliputi sektor pertanian, perdagangan, jasa, industri dan lain sebagainya.
Upaya PLN untuk mengangkat UMKM tidak hanya memberikan bantuan peralatan dan modal usaha, tapi juga melakukan pembinaan khusus agar UMKM bisa berkembang. Pembinaan itu misalnya pelatihan manajemen keuangan, pelatihan produksi, pelatihan pemasaran. Dengan begitu, UMKM tidak dibiarkan berjalan sendirian.
Problem terbesar UMKM setelah permodalan adalah soal pemasaran. Tidak banyak pelaku usaha yang paham teknik marketing dan meluaskan jaringan pemasaran. Oleh sebab itu PLN membantu mereka dalam memasarkan produknya juga. Caranya dengan mengumpulkan pelaku usaha itu di Rumah BUMN. Itu merupakan tempat pelaku UMKM berbagi informasi, mendapatkan pelatihan pengembangan dan media penjualan. Mereka juga diperkenalkan pada e-commerce.
Rumah BUMN itu sendiri telah ada di 29 lokasi. Dengan pembinaan yang intensif itu, UMKM akan mampu melihat potensi yang mereka miliki dan mengembangkannya.
Salah satu bentuk pembinaan di Rumah BUMN itu adalah pengadaan webinar UMKM. Web seminar dianggap solusi di tengah pandemi Covid-19. Para pelaku UMKM tetap mendapatkan bimbingan online dan mengaplikasikannya secara langsung meski tidak bertatap muka.
Tercatat dalam tiga bulan terakhir, tidak kurang dari 69 webinar dengan 3300 peserta UMKM yang mengikuti pelatihan dari seluruh Indonesia. Banyaknya jumlah peserta yang ikut itu menunjukkan besarnya antusiasme mereka dalam mengembangkan usaha. Para pelaku UMKM yang mendapat tekanan berat saat Corona berharap menemukan jalan keluar dari ahlinya.
Ikhtiar untuk bertahan dari kepungan Corona harus terus dilakukan. Kabar baik tentang perkembangan vaksin Corona telah menyuntikkan semangat baru, selanjutnya adalah persiapan untuk kembali bergeliat seperti sedia kala. Saat Corona telah sirna dan kemampuan adaptif yang mereka miliki, membuat pelaku UMKM semakin kuat dalam menghadapi rintangan selanjutnya.
Puji Handoko