Mohon tunggu...
Puji Hastuti
Puji Hastuti Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN

Seorang pembelajar yang Ingin terus mengasah diri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Covid-19, Antara Politik dan Kesehatan

7 April 2020   21:00 Diperbarui: 7 April 2020   21:02 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Amanah undang-undang dasar 1945 yang menyebutkan tujuan pemerintah salah satunya adalah untuk memajukan kesejahteraan umum perlu kiranya direnungkan kembali di tengah-tengah pandemi covid-19 ini.  Siapapun yang duduk di pemerintahan saat ini mulai dari pejabat pusat sampai kepala daerah bahkan mungkin kepala desa mustinya dengan ringan tangan, bersama-sama bersatu padu menyatukan tekad dan kekuatan untuk menurunkan dan mencegah penyebarannya. 

Banyak sudah pejabat yang melaksanakan hal tersebut, namun berita yang kita baca tidak sedikit yang membuat risau di hati, gelisah di pikiran dan tidak tenang di kalbu. Semua itu karena apa yang dilakukan seolah-olah ada udang di balik batu. Program yang dilaksanakan bukan murni karena ketulusan, namun lebih sering dikaitkan dengan adanya niat-niat tertentu.

Gelontoran dana yang dikucurkan masih diangggap untuk mewujudkan tujuan dan harapan di masa depan. Orientasi  kegiatan bukan untuk mengatasi problem di masa sekarang saja, namun lebih pada harapan ke depannya. Ada maksud-maksud tersembunyi dari program-program yang diluncurkan.

Seolah-olah hidup kita hanya untuk mengejar kekuasaan. Apa yang dilakukan oleh pejabat A dicurigainya sebagai tandingan terhadap pejabat B. Tidakkah kecurigaan itu memunculkan ketidaktenangan, syak wasangka dan praduga negatif ? Bukankah dugaan-dugaan negatif semacam itu akan membuat selalu merasa iri dan dengki? 

Sungguh ketika hati sudah dipenuhi rasa dengki, tidak ada kebaikanpun yang akan terlihat. Apa yang dilakukan oleh pejabat yang satu akan dinilai negatif selalu.

Butuh kelapangan hati, keluasan pemikiran untuk bisa menilai dan menerima sebuah kebaikan. Apalagi kebaikan dari yang dianggapnya sebagai lawan.

Dalam politik sering disebutkan tidak ada lawan yang abadi, yang ada adalah kepentingan yang abadi. Ketika ada kepentingan bersama, mereka bisa duduk bersama.

Saat ini kiranya kepentingam itu ada. Maka duduklah bersama. Duduklah untuk kepentingan rakyat semesta. Rakyat sedang menunggu kebijakan yang menguntungkan mereka. 

Jangan lagi apa yang kita dengar dan yang kita baca adalah untuk saling menjatuhkan demi kepentingan politik. Jadikan politik sebagai sarana untuk menyelamatkam kehidupan berbangsa. Jadikan politik untuk menyatukan kepentingan,  pemikiran, kekuatan, daya dan upaya menanggulangi corona.  

Kesehatan adalah salah satu sendi penopang kehidupan berbangsa. Kesehatan merupakan investasi bangsa . Rakyat yang sehat dan kuat akan menjadi kekuatan pembangun bangsa. Rakyat yang sehat akan menjadi kekuatan saat ini dan masa depan. Bangsa ini akan menjadi kuat jika rakyatnya sehat.

Berbeda halnya dengan rakyat yang lemah dan sakit-sakitan. Mereka akan jadi beban bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Rakyat yang lemah akan meruntuhkan sendi kehidupan berbangsa. Kekuatan secara ekonomi akan melemah, pertahanan dan keamanan menurun, bahkan mungkin politik dan sosial budaya juga akan mengalami kelemahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun