Mohon tunggu...
Puji Hastuti
Puji Hastuti Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN

Seorang pembelajar yang Ingin terus mengasah diri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bagaimana Rasanya Batal Umroh

27 Februari 2020   13:45 Diperbarui: 27 Februari 2020   13:45 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Uang pelunasan umroh sudah dibayarkan. Pengajuan cuti dari pekerjaan sudah dilayangkan. Perpisahan dengan keluarga besar sudah direncanakan. Tiba-tiba mendapatkan kabar keberangkatan umrohnya dibatalkan. Visa umroh tidak turun, karena kerajaan Arab Saudi melakukan penangguhan masuknya warga negara asing masuk demi mencegah perkembangan virus corona sampai batas waktu yang tidak ditentukan.

Bagaimana kira-kira perasaan mereka yang sudah bersiap-siap untuk umroh di  bulan-bulan mendatang ?

Sebagai hamba yang beriman, tentu saja mereka harus siap menerima segala kenyataan baik seperti yang diharapkan atau tidak. Hal seperti ini mungkin sesuatu yang tidak terduga. Sebagai manusia biasa mungkin ada saja rasa sedih dan kecewa . Persiapan yang sudah dilakukan jauh-jauh hari harus dibatalkan begitu saja.

Pergi untuk ibadah haji dan Umroh tentu saja harapan semua umat Islam. Pahalanya yang besar berlipat-lipat dari ibadah di tempat biasa,  terhapusnya dosa-dosa, nikmatnya beribadah  langsung di masjid di mana Rosullulloh dilahirkan dan dimakamkan adalah kenikmatan yang tiada tara. Kenikmatan yang tidak terbayarkan walau biaya yang dibayarkan lumayan besar  untuk dapat pergi ke sana. Namun seberapapun biaya yang dibayarkan insya Allah akan tergantikan sesuai dengan janjiNya. 

Kenikmatan beribadah di tanah suci merupakan persitiwa yang tidak terlupakan. Bagi yang sudah mengalami pergi umroh atau haji pasti ingin mengulangi kembali. Seperti kepergian kami, Saya bersama suami pada tahun 2017 berangkat ibadah haji dan sempat umroh juga di luar umroh wajib yang ditentukan, pengalaman ibadah itu tetap membuat kami ingin dapat kembali lagi ke sana. Rasa-rasanya segala hal yang ada di sana menjadi magnet yang menarik kembali untuk ke sana.

Apalagi bagi yang belum pernah ke sana, pasti impian untuk dapat beribadah secara langsung di tanah suci adalah harapan yang ingin segera diwujudkan. Ketika harapan itu sudah di depan mata, keberangkatan sudah tinggal menunggu waktu, tiba-tiba harus dibatalkan begitu saja, tentu dapat menimbulkan rasa kecewa.Namun kembali lagi dalam keterbatasan sebagai manusia, sudah seharusnya menerima segala yang terjadi sebagai takdir dari Yang Maha Kuasa. 

Namun apakah memang tidak ada kebijakan yang lebih popular? Tidak adakah regulasi secara khusus dari Kerajaan Arab Saudi perihal umroh tersebut? Apakah kebijakan itu tidak ada tetapinya? Misal umroh itu masih diperbolehkan untuk mereka yang benar-benar sehat.   

Kalau sekiranya kebijakan itu memang benar-benar  dapat mengurangi, menghindarkan diri, menghilangkan wabah corona ini, mungkin sudah tepat kiranya kebijakan tersebut diperlakukan untuk seluruh muslim di dunia untuk tidak bepergian ke negeri dimana kekasihnya, suri tauladannya, panutannya berada.

Kalau seandainya masih memungkinkan ada celah untuk berangkat melaksanakan ibadah umroh, barangkali juga harus dengan syarat-syarat tertentu demi kebaikan seluruh umat. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun