Mohon tunggu...
Puji Hastuti
Puji Hastuti Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN

Seorang pembelajar yang Ingin terus mengasah diri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ingin Makan Tempe Setipis ATM? Datang Saja Ke Purwokerto

1 November 2018   16:00 Diperbarui: 1 November 2018   16:13 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Rasanya baru kali ini, mendengar tempe diibaratkan kartu ATM. Kartu yang hanya dengan sekali gesek bisa keluar jutaan rupiah, bahkan sampai trilyunan barangkali kalau digunakan untuk transaksi transfer. Tipisnya kartu itu  tidak sebanding dengan isinya yang nilainya mungkin tidak terbayangkan bagi rakyat biasa. 

Bagaimana awalnya tempe diibaratkan dengan tipisnya kartu ATM mungkin sudah paham semua. Susahnya kehidupan di masa sekarang (menurut pendapat  yang mengeluarkan pernyataan itu), diibaratkan dengan tipisnya tempe tersebut. 

Namun benarkah tipisnya tempe itu menggambarkan kehidupan yang susah? 

Bicara tentang tempe setipis ATM mungkin ada yang belum pernah melihat. Tipisnya tempe dan kriuknya yang renyah menggoda serta rasanya yang gurih membuat penikmat tempe setipis ATM ingin makan lagi dan lagi. 

Kalau ingin menikmati tempe yang setipis ATM datang saja ke daerah Purwokerto dan sekitarnya. Kita akan mendapati tempe yang tipis dan dimasak dengan berbagai macam menu. Ada yang digoreng dengan tepung dan diangkat dari penggorengan ketika masih agak basah yang lebih dikenal dengan "MENDOAN" dan ada yang digoreng kering yang dikenal dengan "KERIPIK". Kedua-duanya sama- sama enak. Ada juga yang dioseng-oseng dengan cabai hijau yang rasanya pedas-pedas menggoda. Apalagi kalau dimakan dengan nasi panas.. Hmmmm.. bikin ngiler

Makan mendoan asyiknya dalam keadaan panas atau hangat baru diangkat dari penggorengan. Dengan ditambah cabai rawit atau sambal kecap rasanya tidak cukup hanya makan seiris dua iris. Bisa satu porsi 3-5 potong sekali makan. 

Bagi masyarakat di daerah Purwokerto dan sekitarnya, mendoan dari tempe yang setipis ATM ini, sudah menjadi makanan sehari-hari. Tidak hanya rakyat jelata dari kalangan biasa, sajian mendoan bahkan sudah merambah di resto-resto, hotel berbintang. 

Dalam keadaan susah maupun senang, menu mendoan tidak terlupakan. Tempe setipis ATM yang dimasak sebagai mendoan tidak hanya tersaji di kala menderita, dalam perayaan-perayaan sukacitapun seperti hajatan pengantin,  mendoan akan tetap diburu.

Bahkan bagi perantau mereka selalu memburu kuliner yang satu ini jika pulang kampung. Selain dinikmati di tempat, sajian mendoan ini bisa dibawa pulang. Mendoan dijual dalam satu paket, tempe yang setipis ATM berikut tepung berbumbu dan sambalnya. Begitu sampai di rumah langsung bisa dibuka dan digoreng. Sreeng.. Sreeengg.. Sebentar saja mendoan sudah siap tersaji. 

Kalau ingin menikmati sajian tempe setipis ATM dan tidak repot-repot menunggu digoreng, beli saja tempe keripik. Kuliner khas di daerah Banyumas ini dapat kita dapatkan di mana saja.  Bahkan sekarang sajiannya sudah sangat variatif, berbagai macam bentuk dan rasa. 

Namun tidak hanya tempe yang setipis ATM yang dijual masyarakat di Banyumas dan sekitarnya. Tempe yang setebal jari juga banyak dijual. Tempe tersebut biasanya diolah dengan berbagai macam menu. Ada yang digoreng tanpa tepung, ada yang dioseng-oseng, ada yang disemur, ada yang dibacem dan berbagai macam menu olahan tempe yang lain. 

Bahkan ada juga mendoan yang dibuat selebar dua telapak tangan yang dijejerkan. Kalau dimakan oleh satu orang dapat langsung terasa kenyang. 

Jadi, apakah tebal tipisnya tempe menggambarkan kemakmuran rakyat? Kalau saya boleh bilang, ternyata tidak ada hubungannya. Tebal tipisnya tempe di daerah Purwokerto, Banyumas dan sekitarnya seperti Cilacap, Kebumen, Purbalingga, Banjarnegara tidak ada hubungannya dengan naiknya nilai tukar rupiah terhadap dolar, ataupun berhubungan dengan politik. Karena tempe setipis ATM sudah mereka kenal sejak dulu. Tempe setebal ukuran jari orang dewasa juga sudah diproduksi sejak lama. 

Ingin makan tempe yang tipis setipis ATM digoreng dan dimakan hangat-hangat? Datang saja ke Purwokerto, Banyumas, Cilacap, Kebumen, Purbalingga, Banjarnegara sambil menikmati indahnya wisata di daerah tersebut. 

Namun di masa sekarang ini, dimana peredaran tempe sudah mendunia, kita bisa menikmatinya di mana saja. Beli online juga bisa. Seperti seorang teman yang memproduksi tempe di sela-sela kerjanya sebagai seorang TKW di Taiwan. Dia juga memproduksi tempe setipis ATM yang dikenal dengan tempe mendoan ini dan menjualnya kepada teman-teman sesama tenaga kerja di sana. Bisa ngobati kangen juga dengan mendoan yang hangat-hangat dan maknyus tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun