Mens sana in corpore sano (Jiwa yang kuat, adanya di tubuh yang sehat)
Pernah gak sih kamu lagi kelihatan gak sehat-sehat banget tau-tau dikomentarin sama teman kamu seperti ini:
"Eh, kamu kayaknya kurang vitamin deh,"Â atau pernah dengar kata begini, "Sekarang nih cuaca lagi gak nentu, jangan lupa minum vitamin ya biar ga sakit."
Nah, dari sini sempat gak sih dari kamu yang berpikiran seperti aku,"Kok kesannya vitamin ini canggih banget, lagi gak sehat, vitamin, lagi lemas, vitamin. Lagi depresi, vitamin."
Jangan-jangan nih lama kelamaan ada yang nasehatin, "Kalau pengen dapat jodoh mesti rajin minum vitamin."Â
Well, sebenarnya apa sih vitamin ini? Dan seberapa signifikan sih peranan vitamin bagi tubuh kita? Apa iya secanggih hal-hal yang aku sebutin di atas?Â
Coba baca tulisan ini sampai selesai ya, aku akan sedikit berbagi mengenai hal ini dari hasil aku mencari tahu dari berbagai sumber.
Sebelum menjelaskan mengenai vitamin, aku ingin menjelaskan terlebih dahulu mengenai suatu hal yang bisa membuat manusia bisa hidup.Â
Aku akan membahas mengenai "energi". Yes, manusia bisa hidup karena memiliki energi. Semua hal yang kamu lakukan dengan tubuh kamu baik kamu sadari atau tidak itu membutuhkan energi. Baik ketika kamu sedang melangkahkan kaki kamu, ketika jantung kamu berdetak atau ketika kamu sedang melamun memikirkan masa depan, itu semua juga membutuhkan energi.Â
Dan, dari mana energi yang manusia pakai itu berasal? Obviously, itu semua asalnya dari nutrisi yang manusia dapat melalui makanan dan minuman yang manusia konsumsi. Dalam ilmu kesehatan, nutrisi yang kita cerna dari konsumsi kita itu dibagi menjadi 3, yaitu:
Pertama, air. Ya kamu pasti tau lah air, aku tidak perlu menjelaskannya lagi. Kedua, adalah makronutrien. yaitu, nutrisi-nutrisi yang mengandung energi tinggi dan kita butuhkan dalam jumlah banyak termasuk di dalamnya adalah karbohidrat, yang biasa kita dapat dari nasi, roti, boba. Lemak, yang biasa kita dapat dari daging dan juga protein, yang biasa kita dapat dari telur dan ikan.Â
Lalu yang terakhir, adalah mikronutrien, yaitu, nutrisi-nutrisi yang mengandung tidak terlalu banyak energi dan kita juga tidak terlalu banyak membutuhkannya. Yang termasuk dalam mikronutrien ini adalah mineral dan vitamin.
"Loh, kalau energinya gak banyak, ngapain kita butuh mikronutrien?"
Nah itu dia, mikronutrien memang tidak digunakan untuk menambah energi. Namun, digunakan untuk fungsi-fungsi lainnya yang sangat spesifik dan dibutuhkan oleh tubuh kita. Misalnya, untuk pertumbuhan badan, fungsi saluran pencernaan, atau fungsi sistem syaraf. Itu hanya contoh-contoh saja ya, sebenarnya fungsinya banyak banget.Â
Jadi intinya, si mikronutrien ini emang kita butuhkan sedikit, tetapi yang sedikit itu biasanya memiliki peranan penting tertentu di dalam tubuh kita.Â
Oke, balik lagi ke masalah awal. Kan kita biasa mendengar tuh, vitamin ada banyak banget, mulai dari vitamin A, vitamin B, hingga vitamin K. Sebenarnya, apa sih bedanya vitamin yang satu dengan yang lainnya?Â
Nah, untuk menjawab mengenai hal ini kita harus kembali lagi ke definisi dan sejarah vitamin.
Seperti yang aku sudah katakan sebelumnya, mikronutrien bagi manusia itu ada dua kategori.Â
Vitamin adalah sesederhana zat-zat yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil dan tidak termasuk dalam kategori mineral. Jadi, setiap ada zat baru yang digunakan oleh tubuh manusia dan itu bukan mineral, maka zat itu akan dilabeli sebagai sebuah vitamin baru.
Dulu, persetujuan pakar-pakar dalam ilmu gizi itu dilabeli dengan urutan objek dari A sampai K. Namun, seiring dengan waktu, ada vitamin-vitamin yang setelah diteliti lebih lajut dan diteliti ulang, tidak dibutuhkan manusia.Â
Maka, zat-zat tersebut dihapuskan dari daftar vitamin. Atau vitamin B3 setelah diteliti lagi, kandungannya seperti dengan vitamin B yang diteliti di awal-awal. Maka, dijadikanlah dia menjadi bagian dari vitamin B, tapi saat ini vitamin yang dikenali oleh dunia kesehatan ada vitamin A, B, C, D, E, dan K.
Well, aku akan kembali me-mention penjelasanku di awal, yaitu vitamin-vitamin ini memiliki fungsi yang spesifik di dalam tubuh. Contoh, vitamin C, di mana ia berfungsi sebagai antioksidan yang menetralisir radikal bebas dalam tubuh.Â
Dan vitamin C berperan dalam pembentukan kolagen yang dibutuhkan dalam penutupan luka. Makanya, ketika kita sariawan, sering tuh kita disarankan untuk mengonsumsi vitamin C. Karena sebenarnya sariawan adalah luka-luka kecil yang terjadi di dalam mulut. Oleh karena itu tubuh kita akan kembali berjalan dengan baik apabila luka-luka kecil ini sembuh dan hal ini sendiri jarang kita sadari.
Nah, kondisi di mana tubuh kita kekurangan vitamin ini akan membuat tubuh kita bermasalah. Dan, dalam penyembuhannya adalah dengan vitamin yang memang sesuai dengan apa yang kita butuhkan.Â
Tapi sebenarnya, kebutuhan kita akan vitamin itu sebenarnya rendah, dan itu bisa terpenuhi asalkan kita memiliki pola makan yang berimbang. Ya, bahkan sebelum zat-zat ini dikategorikan sebagai vitamin pun, manusia mengkonsumsinya melalui pola makan sehari-hari.Â
Coba bayangin, sebelum vitamin C ditemukan, ketika orang belum mengetahui kalau vitamin C itu berfungsi sebagai antioksidan, maka ketika sariawan akan susah banget sembuhnya, ketika mengalami luka di badan, akan lama sembuhnya.Â
Jadi, kalau kamu bertanya apakah manusia sebenarnya membutuhkan suplemen vitamin, maka jawaban simpelnya adalah, "Tidak". Karena, ketika tubuh tidak membutuhkan obat apapun dalam bentuk suplemen ketika dia dalam keadaan normal.
Lantas bagaimana bila kondisi tubuh sedang tidak normal? Secara spesifiknya, ada dua kondisi tidak normal yang membuat kamu bisa jadi butuh suplemen vitamin. Kondisi pertama adalah ketika kamu masuk dalam kategori orang-orang yang beresiko mengalami defisensi vitamin atau kekurangan vitamin. Misalnya, ketika kamu lagi mengalami sakit tertentu, atau ibu hamil, atau orang lanjut usia. Kedua, kalau pola makan kamu memang tidak seimbang. Jadi ya kalau kamu memang berada dalam dua posisi atau dua kategori tersebut maka sebaiknya kamu menjaga pola konsumsi vitamin kamu dengan pola makan yang sehat dan seimbang. Tidak perlu kok pakai suplemen vitamin tambahan.
Nah, tapi kalau karena satu lain hal seperti pola makan kamu susah nih, gak seimbang. Kamu gak memiliki waktu untuk masak sendiri dan hanya memiliki waktu untuk memesan makanan instan dan cenderung gak sehat, dan berakibat pada tubuh kamu yang beresiko mengalami kekurangan vitamin. Jadi, yaudah kamu bisa mencegah resiko itu dengan mengonsumsi vitamin.Â
Well, di akhir tulisan ini aku akan kembali berpesan bahwa menjaga kesehatan tubuh itu bukan hanya agar kita kuat menjalani kegiatan sehari-hari, tapi juga secara tidak sadar berdampak pada kesehatan mental yang tidak bisa kita lihat namun kita rasakan.
 Jadi sebenarnya, vitamin untuk kesehatan mental kita adalah dengan menjaga tubuh kita tetap dalam keadaan sehat.Â
Dengan jiwa yang sehat dan mental yang sehat, kita baru mampu menjalani hari sebagai pribadi yang sepenuhnya produktif, positif, dan bermanfaat.
Sekarang cuaca dengan tidak menentu, kadang panas, dan hujan seharian. Di rumah aja, dan jangan lupa jaga kesehatan ya. Semoga tulisan ini bermanfaat!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI