Mohon tunggu...
Chinta Lintang
Chinta Lintang Mohon Tunggu... -

Ku adalah sebuah ironi yg mencoba masuk dalam demensi hati...\r\nMengubah bait-bait nadi menjadi sebuah puisi..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketika Cinta Harus Memilih

11 Agustus 2014   00:24 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:53 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aroma janji luruh di jiwa mu berbalut senja pada hening nyanyian bumi
Rembulan masih berkelana sendiri
Ku lafaskan kerisik daun-daun jati bernyanyi
Tentang sepi yang diam-diam lelap di heningnya perigi..

"KETIKA CINTA HARUS MEMILIH"

Ku dengar sunyi ketika selebat embun mengantar pagi
Ku menemukan selarik bait puisi
Sebarit hati serupa luka yang terlahir dari rahim sepi

Nadi menjalar menjadi demikian getas merambas,
Ketika perlahan kita saling meletakkan catatan mimpi yang belum usai kita jelajahi

Di antara kungkungan sayap cahaya
Ku pun mencoba mengeja rangakaian bahagia yang sempat kau titipkan pada senja

Remang ku berjalan di antara riap rumpun ilalang
Betapa lama luka ini akan terdiam di bilik-bilik kesunyian

Ku bertanya tentang angin yg mengelus lembut reranting perdu
Menggurat sebaris doa pada dinding malam kelabu

Sepi menjadi semakin bisu
Mesti ku sini masih memahat nama mu
Bersama nafas2 yg tumpah bersama kenangan bersama mu

Chinta..

Ku tahu begitu besar gelombang beban di hati mu
Ketika kamu harus MEMILIH antara aku&keluarga mu..

Ku pun juga tak mungkin bertahan di antara sayap2 saudara mu yang telah menjodohkan mu...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun