Mohon tunggu...
puhid akhdiyat
puhid akhdiyat Mohon Tunggu... Buruh - ⛔

👨‍🦱; kamu pernah liat nggak, kapan Tuhan tersenyum? 👧; nggak tau, emang kamu pernah liat? kapan? 👨‍🦱; sewaktu dulu di dunia aku pernah berdoa meminta kepadaNya, agar aku di jodohkan denganmu, tetapi doanya pake doa makan sesudah tidur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Terima Kasih, Saya

21 Februari 2021   15:59 Diperbarui: 24 Februari 2021   19:03 1443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Foto: Pexels/Jenna Hamra)

terima kasih, saya
masih mau merimbunkan daun telingauntuk segala anjing yang mereka gonggong
namun saya berpura-pura budek sehingga yang terdengar di gendang telinga cuma; meong

terima kasih, saya
masih mau menyeberangkan bola mata
untuk segala gajah yang mereka semut-kan
namun saya berpura-pura rabun sehingga yang terlihat di pelupuk mata cuma; lautan

terima kasih, saya
masih mau mengomedikan serial luka
untuk segala perih yang mereka garam-in
namun saya berpura-pura pikun sehingga yang terasa di dalam dada cuma; asin

terima kasih, saya
masih mau meludahi banyak gaya
untuk segala ulangan -galian lubang yang mereka tutup-
namun saya berpura-pura ada sehingga yang hati ucap cuma; cukup

terima kasih, saya
masih mau menghujani teriknya kepala
untuk segala ketiadaan hujan yang mereka becek-an
namun saya berpura-pura reda sehingga yang terlintas di pra tujuan cuma; kebodoamatan

Bintaro, 21/02/21.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun