Loreng Habema bukan satu-satunya motif kamuflase PDL penugasan khusus. Pada era Panglima TNI Andika Perkasa sempat muncul motif camo khusus penugasan untuk prajurit Kontingen Garuda.
Di kepemimpinan Panglima TNI Yudo Margono, pasukan Garuda kembali mengenakan PDL gurun. Pola camo PDL gurun sebenarnya sama dengan DPM Malvinas, hanya warnanya dominan krem, khaki dan coklat muda.
Motif kamuflase bukan sekedar identitas.
Konsep pemilihan motif camo pada umumnya untuk menyesuaikan dengan kondisi lapangan termasuk vegetasi kawasan penugasan. Motif camo pun menjadi identitas matra prajurit TNI AD, TNI AL dan TNI AU serta pasukan khusus setiap matra TNI.
Maka loreng Habema pun menjadi identitas prajurit yang melaksanakan tugas di jajaran Koops Habema di Papua. Identitas tersebut dikenakan satuan tugas setelah terpilih menjalani latihan pratugas, sebelum mereka masuk daerah operasi.
Berbeda dengan Yonif Raider 509/BY yang menjalani latihan pratugas di kawasan Jember dan Banyuwangi, pasukan Yonif Raider 734/Masariku dari Maluku dan Yonif Raider 700/Wira Yudha Sakti dari Makassar harus menjalani latihan pratugas di Puslatpur Sanggabuwana Karawang Jabar pada Januari 2025.
Ada media yang menyebutkan latihan pratugas dilaksanakan di Pusdiklat Kopassus Batujajar, Bandung Barat. Bila benar, ini seperti latihan pratugas Satgas Pemburu Rajawali dekade 90 sebelum berangkat ke Timor Timur. Latihan pratugas di antaranya untuk memantabkan profesionalitas perorangan dan satuan.
Sebagai Batalyon Infantri Raider, satuan TNI AD ini telah memiliki identitas khusus perlengkapan perorangan prajuritnya berupa loreng raider dengan baret hijau tua. Maka penugasan mereka dalam Koops Habema, dengan identitas baru khusus loreng Habema selain profesionalitas, juga menguak perspektif keterpilihan, amanat dan kehormatan.
Keterpilihan mendorong setiap satuan memelihara kemampuan dan adil mendapat giliran penugasan operasi militer. Dalam satu komando pelaksana setidaknya ada satuan pelaksana yang menjalani penugasan operasi, ada yang berstatus standby force dan sebagian melakukan pemeliharaan pemulihan purna tugas. Konsep ini tampaknya juga berlaku pada rotasi tugas Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI.
Dalam giliran penugasan sebaiknya dihindari tambal sulam perbantuan personel dari satuan lain. Perbantuan personel sebaiknya hanya untuk staf khusus Komandan Satgas misalnya dokter, perwira hukum dan perwira rohani.
Kesadaran mendapat amanat dimaknai sebagai kesadaran memenuhi ketentuan yang tercantum dalam organisasi dan prosedur satuan, serta implementasi perintah operasi. Keterpilihan dan amanat diharapkan mendorong tumbuhnya kebanggaan pribadi dan kolektif sebagai satuan.
Selanjutnya kesadaran mendapat amanat diharapkan juga membangkitkan motivasi menjaga kehormatan satuan. Kehormatan yang dibangun dengan prestasi oleh para pendahulu, termasuk dengan tidak menyakiti hati dan merugikan rakyat di daerah operasi.