Rasa mampu -- fokus pada hal-hal kecil yang bisa dikendalikan.
Harapan -- yakin bahwa badai pasti berlalu.
Prinsip ini juga berlaku bagi pasien psikosomatik dan gangguan cemas kronis. Dalam setiap sesi terapi, saya sering mengajak mereka untuk tidak hanya mengenali gejala tubuh, tetapi juga menemukan makna di balik rasa sakitnya.
Karena kadang, yang membuat kita tersiksa bukan peristiwa yang terjadi, tetapi cara kita memaknainya.
Belajar dari Krisis: Jiwa yang Tumbuh Lewat Luka
Bencana memang membawa luka, tetapi juga membawa pelajaran. Sejumlah negara seperti Filipina dan Sri Lanka membuktikan bahwa tragedi bisa menjadi titik balik untuk memperkuat sistem kesehatan jiwa nasional.
Di Indonesia, momentum seperti ini seharusnya menjadi peluang untuk menanamkan kesadaran bahwa kesehatan mental adalah bagian dari ketahanan nasional.
Tenaga medis perlu dilatih agar siap menghadapi krisis emosional pasien; masyarakat perlu diajarkan cara memberi dukungan tanpa menghakimi; dan setiap individu perlu belajar menjaga ketenangan di tengah kekacauan.
Ketenangan Adalah Akses yang Tak Boleh Hilang
Hari Kesehatan Jiwa Sedunia bukan hanya peringatan, tapi ajakan untuk membangun dunia yang lebih berempati.
Bukan sekadar menambah jumlah layanan atau fasilitas, tetapi menumbuhkan budaya peduli pada yang tak terlihat --- pada hati yang retak, pikiran yang lelah, dan jiwa yang sedang mencari pegangan.
"Krisis bisa meruntuhkan banyak hal, tapi juga bisa menumbuhkan rasa kemanusiaan baru --- bila kita mau mendengarkan lebih dalam."