Mohon tunggu...
Anis
Anis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pembelajar

😊

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Konsep Alat Permainan Edukatif

27 September 2021   11:26 Diperbarui: 27 September 2021   11:37 1416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alat permainan atau peraga edukatif terbagi ke dalam beberapa konsep diantaranya, yaitu montessori, Elizabeth, Froebel, dan Criussene. Konsep-konsep tersebut sesuai dengan nama-nama ahli yang menggeluti bidang pendidikan anak usia dini dan memiliki inovasi dalam hal penggunaan alat peraga yang bisa menunjang kemampuan anak dalam memahami pelajaran. 

Selain itu, alat peraga atau permainan tersebut juga bertujuan untuk menarik minat anak agar semangat mengikuti proses pembelajaran.

Alat peraga atau permainan tersebut kita kenal dengan istilah APE atau alat permainan/peraga edukatif. Sejalan dengan esensi dari alat peraga atau permainan edukatif sebagaimana yang dimuat dalam http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/10843 yang harus dipahami oleh guru yaitu untuk menstimulasi pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa yang bisa menunjang atau mendukung proses pembelajaran.

Adapun konsep alat peraga atau permainan (APE) yang pertama akan kita bahas yaitu montessori. Alat peraga atau permainan edukatif montessori memiliki empat karakteristik yang membedakannnya dengan konsep APE yang lain, yaitu menarik, bergradasi,auto-correction, auto-education.  Menarik yang dimaksud yaitu dari segi warna mampu menstimulasi atau mengaktifkan sensorial anak. 

Dari alat peraga atau permainan tersebut anak bisa mengetahui konsep baru, salah satunya yaitu bisa menemukan mengaitkan hubungan sesuatu. 

Kemudian, gradasi meliputi rangsangan warna, bentuk, serta usia anak. Gradasi yang dimaksud tidak hanya bisa melibatkan penggunaan panca indera, akan tetapi juga meliputi gradasi dalam segi usia anak serta materi yang didapatkan. 

Lalu, auto-correction artinya yaitu memiliki pengontrol kesalahan disetiap alat peraga tersebut. Sehingga, ketika anak memainkan APE tersebut secara mandiri dan terjadi kesalahan, anak bisa mengetahui letak kesalahannya.  Karakteristik yang terakhir yaitu auto-education. Artinya, APE tersebut bisa menstimulasi anak agar lebih mandiri.

Konsep yang kedua yaitu, APE menurut Froebel. Berdasarkan yang dijelskan dalam https://jurnal.untidar.ac.id/index.php/senaster /article/view/2754 APE Froebel berbentuk balok-balok kecil yang bertujuan untuk melatih motorik, kemampuan menalar serta sarana rekreasi bagi anak. APE yang diciptakan oleh Froebel tersebut dikenal dengan nama Balok Blockdoss. Balok Blocdoss merupakan balok bangunan yang berbentuk kotak besar dengan ukuran 20 x 20 cm. Disamping itu, balok Blocdoss juga dikenal dengan istilah kotak kubus. 

Selanjutnya yaitu konsep APE yang ketiga yaitu ciptaan Elizabeth Peabody. Orientasi Alat Peraga atau Permainan Edukatif yang diciptakan oleh Peabody untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak. 

Alat peraga atau permainan edukatif yang diciptakan oleh Peabody cenderung mengarah pada pemberian edukasi terkait ilmu dasar yang harus dipahami dalam upaya mengembangkan kemampuan berbahasa anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun