Mohon tunggu...
Perdana A. Negara
Perdana A. Negara Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

s1 administrasi publik, Fisip Unsoed.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Air Susu

13 Januari 2020   11:29 Diperbarui: 13 Januari 2020   11:43 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu!
Kata-kata tumpah
dari sebuah cawan raksasa
di taman surga

Jatuh dibenam kerak bumi
Tenggelam jutaan kali dalamnya
palung Mariana
Sebelum mengendap
dan terperangkap
di relung hati
seorang perempuan

Dialah rupa doa-doa
yang kau rindukan
yang mengkristal
milyaran tahun lamanya
dari masa lalu

Ibu!
Dia rumah kerdil
atma yang terpencil
Tidak ada udara
Hanya kosong
yang menyesakkan dada
Waktu yang hanya
menyisakan rindu

Pada hari
yang entah apa
Yang Maha Segala tiba
menitipkan mustika
Empat baris deret angka;

Nol dan satu
Satu dan nol
Nol dan nol
Satu dan satu;
pada rahimnya

Pada
hitungan ke tujuh
sebuah awal bermula
Lingkaran, kotak, persegi
juga bentuk-bentuk lainnya

Angka dan kata
memecah
Spasi berpendar
mengalir dari bawah ke atas
memisahkan
nama-nama benda,
hewan dan tumbuhan
sembilan bulan lamanya

Pada
sel-sel retina
Bersemayam
bejana teka-teki
yang maya
yang nyata
yang keduanya
yang tidak keduanya;
pada tiap
mimpi-mimpi manusia

Ketika kau mencari
ke mana spasi
dan kata-kata itu pergi
mereka menguap
memantul lamban
menjadi sebuah awan

Pada
langit-langit samsara
Berutas-utas jingga nirleka
Kalimat dan alinea
membulat, memadat
dan memberat;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun