Mohon tunggu...
Pro Suprapto
Pro Suprapto Mohon Tunggu... Karyawan swasta -

Seorang yang senang sharing pengetahuan melalui tulisan, hobi bersepeda, dan tinggal di jakarta. \r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

3R: Rokok, Racun dan Ring

8 Agustus 2017   07:31 Diperbarui: 8 Agustus 2017   07:36 1694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: shutterstock

Senin (7/8/2017), seorang petugas di bagian  electrocardiogram (ECG) -- tes medis untuk mendeteksi kelainan jantung-- yang ditugasi memeriksa kesehatan jantung, memasang kabel-kabel di tubuh saya. Sambil menjepitkan penjepit mulai dari kedua kaki sampai di bagian dada kiri dan kanan, perut, dan pinggang, petugas medis dari sebuah rumah sakit (RS) swasta di bilangan Jakarta Barat itu bercerita pengalamannya di bagian ICCU RS itu.

"Sekarang, para penderita jantung tidak lagi orang tua seperti dulu. Anak-anak muda, mereka yang berusia 30-an sudah banyak terkena serangan jantung. Kebetulan saya di bagian ICCU, sering menangani pasien jantung tersebut," ujar petugas itu.

Pernyataan itu keluar setelah ia menanyakan kebiasaan yang banyak dilakukan oleh sebagian penderita penyakit jantung tersebut. Pertanyaan yang pertama dia sampaikan tentu saja adalah, "Anda merokok atau tidak?" Setelah itu disusul pertanyaan, "Ada minum minuman keras apa tidak?" Kemudian dilanjutkan pernyataan yang bersifat saran, "Jangan lupa olahraga secara rutin, bisa jalan kaki atau lainnya."

Saya tentu tidak diam saja mendengar pertanyaan tersebut. Sambil menjawab pertanyaan tersebut, saya juga balik bertanya, "Apa pengaruh merokok terhadap kesehatan jantung?" Meskipun jawabannya sudah sering saya dengar dan relatif sama, termasuk dari dokter ahli jantung, setiap ada kesempatan bertanya kepada petugas medis terkait merokok itu, biasanya saya tanya lagi.

Kenapa pertanyaan itu saya lakukan berulang-ulang, karena sebagian saudara, teman, sahabat, dan para perokok itu selalu saja tidak percaya bila kita sampaikan bahwa salah satu penyebab sakit jantung adalah kebiasaan menghisap racun tersebut. Mereka selalu saja mencari pembenar atas perbuatannya tersebut.

Ah kalau mau mati, dokter yang tidak merokok juga bisa mati kalau memang sudah takdirnya. Ah, buktinya orangtua kita di kampung umurnya panjang meski dia merokok. Lha, kalau kita tidak merokok, nanti negara kehilangan pendapatan dari cukai sehingga tidak bisa membangun infrastruktur, membangun jalan, jembatan, dll. Dan berbagai jawaban pembenar lainnya.

Sebenarnya, untuk alasan pembenar itu biasanya saya juga sudah berikan jawabannya. Misalnya soal takdir kematian, saya jelaskan bahwa kalau bicara takdir itu memang wewenang Allah Tuhan YME. Tetapi, soal sehat dan sakit, itu adalah pilihan. Dan pilihannya ada di tangan kita sendiri. Berdasarkan data tahun 2007, para peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) dan Asuransi Kesehatan (Askes), lebih dari 20 persen di antaranya adalah perokok.

Selain itu, Allah juga memberikan kelebihan manusia dibandingkan mahluk lainnya adalah kemampuan untuk berpikir, memilih mana baik mana buruk, mana madu mana racun, mana gaya hidup kekinian atau justru kebodohan.

Terkait kebiasaan orangtua di kampung yang berumur panjang, saya menjawab ringan saja. Di kampung (desa), masyarakat --terutama petani-- pada umumnya berpola hidup sehat. Mereka pagi-pagi sudah berjalan kaki atau bersepeda pergi ke sawah atau ladang. Mereka memakan makanan yang pada umumnya masih segar; sayuran, lauk pauk, tempe, buah, atau air putih.

Udara yang mereka hirup pun tidak seperti di Jakarta yang sudah bercampur dengan timbal dan racun dari berbagai jenis asap. Karena itu, kalau pun merokok, mereka masih bisa 'menutupi' dengan perilaku hidup sehat lainnya itu. Dengan demikian, racun di dalam tubuh masih bisa 'diatasi' oleh kebiasaan sehat lainnya.

Bandingkan dengan pola hidup masyarakat kota; tidur bangun siang, jalan kaki (olahraga) malas, makan pilih junk food, udara yang dihirup penuh polutan, baru tidur kalau sudah tengah malam, ditambah menghisap racun nikotin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun