Penyusupan ke Gudang
Mengikuti kedua pria itu, Mat tiba di sebuah gudang besar. Lampu neon tua berkelip, sementara kamera pengawas berputar perlahan.
Ia merogoh ransel, mengeluarkan senter kecil. Dengan baterainya dan klip kertas, ia membuat hubungan pendek yang melumpuhkan panel kunci elektronik pintu samping.
Klik. Pintu terbuka.
Di dalam, suasana lebih mencekam. Beberapa penjaga berkumpul mengelilingi meja besar. Di atas meja: sebuah flash drive di dalam kotak berlapis kode. Dari kejauhan, terdengar suara lirih---erangan seseorang yang diikat.
"Raka," bisik Mat.
Kecerdikan di Tengah Bahaya
Mat menyiapkan jebakan. Dari gulungan tali tipis, ia merangkai perangkap ke rak logam penuh kotak. Sebuah baut ia lempar ke sisi lain ruangan. Saat penjaga mendekat, salah satunya tersandung tali---rak roboh, menimbulkan dentuman keras.
Kekacauan pun pecah. Dalam keributan itu, Mat bergerak cepat ke sisi belakang gudang, menemukan Raka terikat. Dengan tutup kaleng soda yang telah diasah, ia memutus tali.
"Kau lambat sekali," bisik Raka dengan senyum lemah.
"Lebih baik lambat daripada tidak datang," jawab Mat, setengah bercanda, setengah serius.
Tapi sebelum mereka bisa melangkah keluar, alarm meraung. Lampu merah darurat menyala. Kronikel sadar ada penyusup.
Melarikan Diri
Penjaga bersenjata mengepung. Mat melirik sekitar---tabung gas berdebu dan selang bocor di pojok gudang. Dengan cepat, ia merakit improvisasi: selang dipasang ke tabung, percikan api dibuat dari baterai dan kawat. Ledakan kecil mengguncang ruangan, memadamkan lampu dan menimbulkan asap tebal.
Dalam gelap, Mat menggiring Raka menuju pintu samping. Tembakan musuh berdesing, memecah udara. Mereka berlari ke dermaga, hujan menutupi jejak.
Di sana, sebuah perahu tua terikat. Mesinnya mati. Mat meraih penggaris logam dan karet gelang dari ransel, memperbaiki tuas starter darurat. Mesin batuk-batuk, lalu menyala.