Mohon tunggu...
Mbah Priyo
Mbah Priyo Mohon Tunggu... Engineer Kerasukan Filsafat

Priyono Mardisukismo - Seorang kakek yang suka menulis, karena menulis bukan sekadar hobi, melainkan vitamin untuk jiwa, olahraga untuk otak, dan terapi kewarasan paling murah.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Pasar Kue Subuh Senen: Simfoni Rasa Sebelum Fajar

31 Juli 2025   08:15 Diperbarui: 31 Juli 2025   09:39 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum lagi adzan Subuh berkumandang, aroma harum kue basah dan jajanan pasar sudah membubung dari pelataran parkir Blok III, Pasar Senen, Jakarta Pusat. Inilah Pasar Kue Subuh Senen, tempat ribuan potong kue berpindah tangan setiap dini hari. Bukan sekadar pasar, tapi dunia kecil yang hidup di jam orang masih terlelap.

Pasar ini memang punya jam operasional yang tidak biasa. Ia menggeliat sejak pukul 2 dini hari, dan mulai sepi kembali setelah pukul 6 pagi. Waktu yang sangat sempit, namun justru di situlah keistimewaannya. Para pembeli datang dalam diam dan gerak cepat: pedagang kaki lima, pengusaha katering, penjaja sarapan keliling, hingga warga yang hendak beli jajan buat hajatan.

Berdiri di atas lahan seluas 1.760 meter persegi, pasar ini dihuni oleh sekitar 500 pedagang dengan total 1.200 meja yang tersusun rapat. Sebagian besar penjual adalah produsen langsung---kue-kue itu dibuat di rumah mereka sendiri, dibawa subuh-subuh dari berbagai sudut Jakarta dan sekitarnya.

Begitu melangkah ke area pasar, kita akan dihadapkan pada banjir warna dan rasa. Dari lemper berbalut daun pisang, risoles mayo yang menggoda, pastel renyah, kue lapis warna-warni, sampai kue bolu jadul yang empuk. Semuanya disusun rapat dalam baki dan plastik mika, siap diborong.

Ada juga aneka jajanan modern seperti donat kentang, roti sobek isi coklat, atau chiffon pandan yang harum. Tapi yang paling menarik, semua itu dijual dalam harga grosiran---seringkali masih bisa ditawar kalau belinya banyak. Tak heran, pasar ini jadi langganan para reseller yang menyuplai ke warung-warung dan kantor.

Tak banyak basa-basi di Pasar Kue Subuh. Transaksi berjalan cepat. Kadang hanya lambaian tangan, timbangan kue, dan uang yang berpindah. Semua terjadi dalam simfoni keheningan pagi dan aroma kelapa parut.

Yang menarik, meskipun kesannya "sembunyi" di tengah kota yang sibuk, pasar ini sudah jadi rahasia umum. Banyak orang Jakarta yang tahu: kalau mau jajanan enak, murah, dan banyak pilihan---datanglah ke Senen sebelum matahari terbit.

Kini, meski Jakarta kian modern dengan makanan kekinian dan cafe 24 jam, Pasar Kue Subuh tetap berdiri kokoh. Tak tergantikan. Ia bukan hanya tempat belanja, tapi penanda waktu. Sebuah bukti bahwa kehidupan Jakarta tidak pernah benar-benar tidur.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun