1. Mengakui bahwa keduanya bersaudara
Ini bukan konflik antar musuh, tapi konflik antara saudara sepupu. Saat narasi ini diterima, maka konflik tidak lagi dilihat sebagai perebutan tanah, tapi penyembuhan luka warisan.
2. Menempatkan tanah sebagai amanah, bukan klaim
Tanah Kanaan bukan hak eksklusif siapa pun. Itu tanah suci, tanah amanah. Harus dikelola dalam semangat ketundukan, bukan dominasi.
3. Membangun tata kelola tempat suci lintas iman
Masjidil Aqsa, Tembok Ratapan, dan Gereja Makam Kudus tidak boleh dikuasai satu negara atau satu agama. Perlu sistem internasional yang melibatkan semua keturunan Ibrahim.
4. Membentuk Komisi Rekonsiliasi Ibrahimik
Mirip dengan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi di Afrika Selatan, bangsa Arab dan Israel perlu membuka lembaran sejarah gelapnya—dari pengusiran hingga penindasan. Tanpa kejujuran sejarah, tak ada damai yang bertahan.
5. Menghidupkan kembali nilai-nilai Ibrahim: tauhid, keadilan, dan keikhlasan
Bukan slogan agama yang dibutuhkan, tapi implementasi nilai-nilai spiritual dalam kebijakan publik, pendidikan, dan hubungan antar masyarakat.
Penutup: Dari Luka Menjadi Cahaya