Mohon tunggu...
Mang Free
Mang Free Mohon Tunggu... Penulis - Kadar Pok, Kudu Pek

Mahasiswa Tadris Matematika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Sepenggal Cerita, Nasib A5 Pemilu di Perantauan

17 April 2019   12:33 Diperbarui: 17 April 2019   18:48 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diadopsi dari www.nasional.republika.co.id

Hari ini, 17 April 2019 pesta demokrasi diadakan kembali, pemilu serentak kembali digelar di Indonesia. Suatu fenomena yang memang jarang kita temui, bagaimana tidak setiap warga Indonesia mendapat 5 surat suara yang harus dicoblos. Waah, bingung juga ya milihnya, hehe. 

Akan tetapi, bagaimana nasib mereka yang sedang diluar domisilinya, seperti yang sedang kuliah di luar provinsi atau sedang ditugaskan bekerja diluar pulau? Apakah mereka harus pulang terlebih dahulu demi mendapatkan hak pilihnya ? Pemerintah menanggapi permasalahan ini dengan mengeluarkan surat pindah pemilih A5 yaitu surat pindah tempat pilih, sehingga mempermudah dan mengurangi angka golput.

Ada hal menarik dengan pemillu saya kali ini. 

Pagi-pagi temanku sudah menjemputku untuk siap pergi ke TPS, " Kita berangkat pagi, supaya gak ngantri " ucapnya sambil menyuruhku cepat bersiap. Kami sama-sama anak rantau yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi, sehingga kami mengurus surat A5 agar dapat ikut berpartisipasi dalam mengemukakan suara untuk perubahan Indonesia yang lebih sejahtera.  Akupun cepat bersiap, apalagi mengingat tempat TPS kami yang cukup jauh, dengan grab car kami tempuh perjalanan kesana dengan harga 26 ribu rupiah. 

Sampai disana, kami ternyata salah mendatangi TPS padahal tempat yang saya datangi sesuai dengan instruksi dari petugas kelurahan ketika mengurus A5, yaitu SDN 3 Lowokwaru lokasi TPS 002 Kelurahan Lowokwaru Kota Malang, sedangkan TPS yang tertera di surat A5 adalah TPS 004, akhirnya kami tempuh dengan jalan kaki. Sampai disana, kami temui petugas TPS dan mengatakan bahwa kami pemilih A5. Setelah beberapa menit, kami diberi tahu bahwa jatah surat suara untuk A5 disana sudah habis, sehingga kami diperkennakan untuk kembali ke kelurahan Lowokwaru untuk melakukan perpindahan TPS. Yaah, jalan kaki lagi deh,hehe.

Hmm, sampai di Kantor Kelurahan kami harus menunggu selama 30 menit karena petugasnya sedang berkeliling TPS dulu. Akhirnya, kami dipindahkan ke TPS 005 dan lokasinya tepat disebrang kantor kelurahan, horee. Kami masuki gerbang SDN 2 Lowokwaru dengan perasaan senang karena kami akan mencoblos pertama kalinya, sampai disana kami diminta untuk menunggu di kursi yang sudah disediakan, setelah beberapa menit kami dipanggil dan diberi tahu bahwa pemilihan untuk A5 diselenggarakan dari jam 12.00-13.00. "Kok gitu pak, tadi di TPS 004 bisa dari jam 7, kok disini gak bisa ?" balasku dengan menunjukan sebuah foto berisi aturan pemilih. Akan tetapi, kami harus kembali tanpa bisa mencoblos karena petugas bersikukuh.


dok. KPU
dok. KPU
Dengan semangat memilih, kami datangi kembali kantor keluarahan lowokwaru. Disana kami bertemu dengan petugas BAWASLU (Badan Pengawas Pemilihan Umum) yang bertugas di kelurahan sana. Kami bertanya tentang keanehan waktu pemilihan untuk pemilih A5, yaitu di TPS 004 boleh dari jam 7 pagi sedangkan di TPS 005 tidak diperbolehkan, padahal masih dalam satu keluarahan yang sama. 

Dengan nada yang agak nge-gas dia menjawab "dasar undang-undangnya apa mas  ?", akupun memberikan beberapa pasal tentang pemilu sambil menyodorkan HP-ku. Dengan muka kaget karena mendapat jawaban yang telak, petugas tersebut malah menjawab dengan ngelantur dengan menyebutkan bahwa kelurahan ini mendapatkan pemilih pindahan dari kelurahan lain. Apa hubungannya waktu penyelenggaraan dengan bertambahnya pemilih A5 ?hmmm.

Akhirnya, kami pulang ke asrama dengan tangan kosong sambil mempertimbangkan apakah kami akan dapat mencoblos siang nanti dengan surat suara diperebutkan dengan pemilih DPK. Saat saya cek dibeberapa TPS di kelurahan dan kota lain, ternyata terjadi hal yang sama, yaitu ada yang dari jam 07.00 ada juga yang dari jam 12.00. Kok bisa gitu ya ? jadi iri sama temen-temen yang udah meng-upload photo selfie-nya sambil menunjukan jari kelingking berselimut tinta ungu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun