Mohon tunggu...
priskalia nikenwidowati
priskalia nikenwidowati Mohon Tunggu... Guru - Pengajar di Sekolah Dasar

shaping the brain through knowledge

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membangun Perkembangan Kognitif Melalui Model Pembelajaran Bruner

4 November 2021   16:17 Diperbarui: 4 November 2021   16:45 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 (3) Symbolic merupakan representasi berbasis bahasa

       Pengetahuan direpresentasikan (diwujudkan) dalam bentuk simbol-simbol abstrak, yaitu simbol- 

simbol arbiter baik simbol verbal (huruf-huruf, kata-kata, kalimat-kalimat), lambang matematika, atau lambang abstrak yang lain. Pada tahap ini peserta didik dapat belajar secara abstrak seperti menganalisa atau menafsirkan teori.

Contoh: Peserta didik dapat belajar matematika melalui simbol angka, penjumlahan dan pengurangan.

Bruner lebih lanjut menyatakan tujuan pendidikan  semata-mata bukan untuk memberikan pengetahuan, melainkan untuk memfasilitasi pemikiran anak serta pengembangan kemampuan untuk memecahkan masalah dalam berbagai situasi. 

Secara khusus, pendidikan juga harus mengembangkan pemikiran simbolik dalam diri anak-anak. Bagaimana dapat mewujutkan pemikiran tersebut, Bruner menyatakan gagasannya mengenai konsep spiral curriculum. 

Konsep tersebut melibatkan informasi terstuktur sehingga kosep abastrak dapat disederhanakan terlebih dahulu, dan kemudian diulang kembali pada tingkat yang lebih kompleks di kemudian hari atau di kelas yang lebih tinggi. 

Berdasarkan analogi spiral kurikulum, kesulitan materi pelajaran yang akan diajarkan bertingkat secara bertahap. Gagasan utamanya peserta didik bisa

Bruner (1960) mengadopsi pandangan yang berbeda dan percaya bahwa seorang anak dari tahap perkembangan manapun (dari segala usia) mampu memahami informasi yang kompleks. 

Bruner menambahkan peserta didik membangun pengetahuannya dan mengkategorikan informasi menggunakan sistem pengkodean. Cara yang paling efektif untuk mengembangkan sistem pengkodean adalah dengan mengalami sendiri dibandingkan langsung diberi tahu oleh guru. Konsep discovery learning menyiratkan bahwa siswa membangun sendiri pengetahuannya.

Peran seorang guru lebih sebagai fasilitator. Guru yang baik merencanakan pelajaran sedemikian rupa sehingga pelajaran terpusat pada masalah-masalah yang diselidiki oleh peserta didik. Guru menyajikan materi pelajaran diperlukan, sehingga peserta didik dapat mencari solusi atau pemecahan suatu masalah dari diri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun