Mohon tunggu...
Prisca IrestiSili
Prisca IrestiSili Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 20 Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Metaverse dalam Dunia Jurnalisme, Akankah Berhasil?

16 Oktober 2022   22:25 Diperbarui: 26 Oktober 2022   13:37 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : Asosiasi Digital Marketing Indonesia

Metaverse ramai diperbincangkan publik sejak CEO Facebook, Mark Zuckerberg melakukan rebranding platform media sosial yakni Facebook untuk memberi sinyal serta mendatangkan ide-ide ultra modern dengan sebutan metaverse.

Facebook juga mengalami pergantian nama menjadi Meta Platform Inc pada 2021 lalu (Indrata, 2022). 

Banyak gagasan terkait pemanfaatannya merambah ke berbagai sektor kehidupan salah satunya di bidang jurnalisme.

Praktik dari perkembangan jurnalistik didistribusikan dalam realitas lain melalui dunia virtual atau meta dengan inovasi canggih layaknya di dunia fiksi. 

Contohnya bagaimana jurnalis membawa pemirsanya seolah-olah hadir di tempat kejadian perkara atau dikenal dengan virtual reality  ketimbang  melihat gambar maupun video yang hanya ditampilkan di layar. 

Selain itu informasi digital yang seolah-olah muncul di dunia nyata melalui perangkat Augmented Reality 

Perkembangan metaverse terjadi karena kemajuan teknologi digital dibidang komunikasi yang semakin pesat dan canggih sehingga mampu menciptakan dunia kedua dengan karakter yang serupa dengan dunia nyata. 

Mengenal Metaverse 

Istilah metaverse pertama kali dikenalkan dan diciptakan oleh Neal Stephenson Dalam novelnya yang berjudul Snow Crash pada tahun 1992, terkait dunia virtual 3D.

Mark Zuckerberg mendefinisikan metaverse dengan lingkungan virtual dimana bisa dimasuki daripada hanya sekedar melihat layar. 

Sederhananya metaverse merupakan konsep tentang dunia virtual  yang bisa diisi dengan berbagai benda dengan segala kegiatan selayaknya di dunia nyata.

 Konsep metaverse dikembangkan dengan kombinasi teknologi seperti augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) dimana daripada sekedar melihat layar, dalam dunia meta  orang mendapat pengalaman secara nyata dan real time 

Pengenalan metaverse dalam media tercatat pada awal tahun 2000an dimana BBC membuat tampilan pada beritanya dalam bentuk virtual news di dalam second life dimana sebelum istilah metaverse menjadi tren.  

Pemanfaatan lainnya juga terlihat dari acara konferensi COP26 pada bulan November 2021, terlihat salah seorang delegasi menggunakan kacamata VR untuk mengakses informasi dari konferensi tersebut. 

Di Indonesia sendiri NET TV yakni salah satu stasiun  televisi swasta melalui anak perusahaannya yang dikenal dengan Net Media Digital (NMD) dan bekerja sama dengan PT Wir Asia Tbk (WIR Group) resmi meluncurkan platform over the top NET Verse. 

Dengan tujuan memperkenalkan teknologi metaverse kepada khalayak 

Lebih lengkap klik disini

Peluang atau Ancaman ?

Kehadiran metaverse mulai bergerak pada praktik jurnalisme, lalu perkembangan seperti apa yang ditawarkan ? Apakah kehadirannya menjadi peluang dan nilai baru bagi keberhasilan jurnalisme modern atau malah menjadi ancaman ?

Melihat keberadaanya masih baru bagi pekerja media maupun pemirsa yang mengonsumsinya. 

Ada sebuah riset yang diterbitkan oleh Nic Newan  yang membahas terkait tedensi jurnalisme , teknologi, dan media. 

Hasil dari riset tersebut menunjukan metaverse menjadi salah satu format berita yang diperkirakan akan menjadi mode baru dalam dunia jurnalisme.

Walaupun dalam survei tersebut hanya tercatat 8 persen yang memilih format dalam bentuk metaverse. Namun hal tersebut akan menjadi daftar yang diperhitungkan sebagai salah satu point media di tahun 2022 ini. 

Ada sebuah sebuah buku berjudul Journalism in the Age Of Virtual Reality: How Experiential Media are Transforming News tahun 2019 oleh guru besar jurnalisme yakni John H Palvik.

Berikan teknologi baru yang mulai masuk ke dalam dunia jurnalisme  dan berpotensi mengubah corak dari jurnalisme.

Menurut Palvik penemuan teknologi akan berguna bagi banyak dimensi media seperti para pekerja media maupun konsumen yang ingin juga merasakan pengalaman dalam dunia berita atau liputan dibawakan oleh jurnalis atau dikenal dengan immersive journalism. 

Disisi lain ada tendensi lain yang diragukan oleh para pengamat di bidang media ini, untuk harus lebih dikaji dan didalami. Isu tersebut tidak lain terkait aturan dan regulasi secara hukum  yang berkaitan dengan privasi secara etika. Adapun masalah lain yang mencuat terkait ekonomi. 

Tidak semua negara dan media memiliki kapasitas untuk menanam modal pada teknologi metaverse ini. Belum lagi kekayaan intelektual dan infrastruktur yang kerap menjadi tantangan untuk siap atau tidaknya menerima kehadiran teknologi baru.  

Jangan sampai fungsi sebenarnya dari dunia jurnalisme mengalami distraksi oleh perkembangan-perkembangan teknologi yang semakin canggih dan cepat alih-alih memfokuskan pada  nilai-nilai utama jurnalistik malah terkesan seakan melogoh dengan kehadiran teknologi tersebut. 

Source : Kompas.id
Source : Kompas.id

Fungsi Jurnalisme Metaverse 

Fungsi dari Penggabungan jurnalisme dan metaverse paling terasa adalah bagaimana memperoleh sebuah informasi melalui dunia kedua yang terasa seperti nyata.

Menungkinkan orang untuk saling berinteraksi langsung dengan suatu peristiwa maupun aktor yang terlibat dalam dunia virtual. 

Orang-orang yang tinggalnya di tempat berbeda kemudian melakukan siaran akan terlihat dan merasakan sensasi seolah-olah sedang berada dalam studio atau ruangan yang sama.

Begitu pula pemirsa yang menyaksikan akan merasakan berada dalam studio dan menonton acara tersebut secara langsung. 

Penerapan dari fungsi ini pada jurnalistik dalam kemasan metaverse tentu memberikan pengalaman baru saat menerima informasi. Namun konten dan pengemasan berita sama saja dengan praktik berita konvensional. 

Hal tersebut menjadi tanya tanya sejauh apa sebenarnya fungsi  dan nilai tambah metaverse terhadap jurnalisme.

Konten berita yang ditawarkan rata-rata sama dengan yang dihadirkan pada media konvensional, sementara nilai yang paling ditawarkan adalah hiburan dan sensasi berbeda ketika menerima informasi. 

Walaupun mengalami ketidakjelasan dalam fungsi jurnalistik, metaverse masih terus diupayakan keberadaanya, melihat minat masyarakat dunia berorientasi pada perkembangan teknologi digital. 

Anggap saja negara yang tidak menunjukan minatnya terhadap kebaharuan teknologi tentu akan mengalami ketertinggalan. 

Apalagi metaverse  dalam dunia digital komunikasi saat ini menawarkan sesuatu yang menampilkan realitas-realitas dalam dunia virtual sehingga keberadaanya untuk sektor jurnalisme akan sangat dipertimbangkan karena mampu menciptakan realitas berupa informasi yang faktual.

Metaverse untuk Jurnalisme Masa Depan 

Pemerintah Indonesia di tahun 2022 ini tengah mempersiapkan regulasi bagi media dengan harapan agar lebih maju serta dapat memberdayakan masyarakat.

Respon ini ditunjukan atas kemunculan teknologi seperti artificial intelligence, 5G, augmented reality, metaverse, dan, virtual reality.

Hal tersebut bertujuan untuk menjembatani bisnis media dan jurnalistik di tengah perkembangan digital. 

Banyak negara seperti Korea Selatan, Barbados dan Tiongkok juga melakukan eksplorasi kebijakan terkait metaverse untuk menjadi bagian dari negara mereka.

Ini menunjukan banyak negara dan media mulai gencar mencari regulasi dan pemanfaatan yang tepat dari teknologi metaverse ini terhadap industri media dan sektor lainnya.

Untuk konsisten dalam mengupayakan teknologi ini harus didukung oleh kesiapan dari segi regulasi, SDM, dan infrastruktur yang mapan. 

Agar mencapai itu semua maka perlu adanya sinergitas dari pemerintah, pengelola media, infrastruktur yang mapan, jurnalis dengan kualitas SDM yang baik,modal digital serta finansial. 

Apalagi terkait permasalahan etika, moral, dan privasi  dari perkembangan teknologi ini menjadi pekerjaan yang harus dicari solusinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun