Mohon tunggu...
Pringadi Abdi Surya
Pringadi Abdi Surya Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan kreatif

Lahir di Palembang. Menulis puisi, cerpen, dan novel. Instagram @pringadisurya. Catatan pribadi http://catatanpringadi.com Instagramnya @pringadisurya dan Twitter @pringadi_as

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Bermula dari Sebatang Pohon Khaya

20 Oktober 2021   21:23 Diperbarui: 3 November 2021   21:33 1913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Khaya Senegalensis. Dokumentasi pribadi.

Dan saat kami pindah ke Palembang, kami juga mulai menanam beberapa pohon lagi. Istriku yang paling rajin membeli bibit tanaman itu. Beberapa waktu lalu, dia membeli bibit tabebuya dan apel putsa. 

Mengajari anak menanam pohon. Dokumentasi pribadi.
Mengajari anak menanam pohon. Dokumentasi pribadi.

Bayanganku sederhana, andai setiap rumah tangga berpikir sama. Setidaknya, mereka menanam satu buah pohon saja di rumah. Meski kenyataannya, perumahan-perumahan yang menjamur seringkali meniadakan keberadaaan lahan untuk menanam pohon.

Di sinilah, peran penting kebijakan pemerintah. Harapanku sebagai rakyat biasa adalah ada kebijakan yang mewajibkan pengembang menyediakan petak kecil dengan sebuah pohon yang telah tertanam di setiap rumah yang mereka jual.

Kebijakan Pemerintah dalam menanam pohon itu baru kutemukan di PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 18 TAHUN 2020 TENTANG WAJIB TANAM POHON . Ini adalah contoh kebijakan yang bagus. Di dalam pasal 4 ayat 1 bahkan disebutkan, setiap orang atau badan wajib menanam pohon. Dan di ayat ke-2 disebutkan salah satu subjeknya adalah orang yang mengajukan Izin Mendirikan Bangunan untuk rumah hunian. 

Ada cerita menarik soal menanam pohon ini. Beberapa hari lalu aku berkesempatan mengunjungi Toba. Di sana, aku berkunjung ke Taman Eden 100. Taman Eden 100 adalah wisata dengan nuansa alami dan pada saat pembentukannya ditanami oleh 100 jenis tanaman. Di sana kita juga bisa beraktivtias menanam pohon andaliman, rempah khas Toba.

Taman Eden 100. Dokumentasi pribadi.
Taman Eden 100. Dokumentasi pribadi.

Marandus Sirait, pengelola Taman Eden 100, menyulap lahan semak belukar menjadi sebuah taman hidup yang sangat indah. Karena perjuangannya, beliau pun pernah mendapat Kalpataru. 

Namun ironisnya, penghargaan terhadap peraih Kalpataru, dari segi nominal sangatlah kecil. Padahal, mereka telah menyumbangkan oksigen bagi manusia, yang tak kalah berharganya dari mengharumkan nama bangsa.

Kesadaran soal perubahan iklim ini memiliki 2 dimensi penting, yaitu borderless issue dan long-term time span.

Borderless issue ini berarti bahwa bencana atau peristiwa yang berdampak perubahan iklim di suatu tempat atau belahan dunia, akan berdampak di tempat kita berada, atau sebaliknya. Tak hanya sisi negatifnya, tapi ada sisi positif, yaitu bila kita percaya untuk menghijaukan pekarangan kita, itu juga akan berdampak baik bagi dunia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun