Mohon tunggu...
Pringadi Abdi Surya
Pringadi Abdi Surya Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan kreatif

Lahir di Palembang. Menulis puisi, cerpen, dan novel. Instagram @pringadisurya. Catatan pribadi http://catatanpringadi.com Instagramnya @pringadisurya dan Twitter @pringadi_as

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Atur Keuangan Sebaik Mungkin, Jangan Sampai Terjebak Pinjaman Online!

18 April 2021   17:04 Diperbarui: 22 April 2021   10:47 2461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Media Konsumen

Sebab, tidak ada waktu terbaik untuk bersedekah selain bulan Ramadan. Kalau pun ingin tetap menyisihkan dana untuk having fun, peruntukannya berubah jadi untuk membeli baju-baju Hari Raya.

Lalu bagaimanakah cara menghemat pengeluaran untuk kebutuhan operasional rumah tangga?

Kembali pada pengendalian diri tadi, salah satunya akan berimplikasi pada kebutuhan untuk masak sendiri. Tidak membeli lauk dan pabukoan dari luar yang harganya tidak efisien.

Kedua, perbanyak ibadah, sehingga tidak keluar rumah. Kalau fokus beribadah, kita tidak akan menghabiskan waktu di depan gawai yang menghabiskan banyak kuota, atau lalu tergoda belanja-belanja di marketplace. 

Ketiga, belanja kebutuhan rumah tangga di awal bulan. Ya, kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya pasti bisa langsung dibeli di awal bulan. Kami biasanya langsung ke warung grosiran yang menjajakan barang-barang dengan harga murah dibandingkan di minimarket. Kalau belanjanya nggak sekaligus begitu, biasanya ada aja barang-barang yang tidak diperlukan terbeli. Itu kondisi psikologis yang umum apabila kita sering-sering ke warung.

Nah, yang perlu dicatat adalah susun rencana keuangan itu dengan metode anggaran berimbang atau pun anggaran surplus. Bagaimana caranya? Patokannya adalah anggaran pendapatan.

Setelah itu, baru disusun pengeluarannya disesuaikan agar jangan melebihi pendapatan. Beda dengan APBN yang secara metode disusun dengan anggaran defisit.

Pengeluarannya dulu yang disusun baru dicocokkan dengan pendapatan. Selisih di antaranya ditutup dengan pembiayaan yang salah satunya melalui utang.

Tentu saja kita nggak mau berutang, apalagi terjebak pinjaman online, yang jika dipikirkan masak-masak adalah bentuk dari renterir yang dilegalkan. Merk-merk pinjaman online yang katanya tepercaya saja, untuk mendapatkan pinjaman 2 juta rupiah, harus kena biaya administrasi 540 ribu dengan bunga 3-4% per bulan. Apalagi pinjol-pinjol yang tidak tepercaya? Lebih mencekik dari itu.

Di sisi itu, ditambah dengan realitas tujuan dari pinjaman online, aku pernah menulis, kalau jadi Presiden, aku akan bubarkan pinjaman online.

Kalau tujuannya untuk modal usaha, dengan dalih tidak tersentuh oleh layanan perbankan, lebih baik perkuat special mission Pemerintah seperti kredit ultramikro Indonesia, yang mampu menyasar usaha ultramikro dengan bunga rendah atau bahkan disubdisi penuh dalam kondisi-kondisi khusus seperti pandemi kali ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun