Mohon tunggu...
Fath Qanitah
Fath Qanitah Mohon Tunggu... -

a happy muslimah, a good daughter, student, and.. I can't give up, it's not an option. :)

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

(Perokok) Dilarang Mencintai Anak-anak

3 Juni 2011   08:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:55 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Jangan mengira bahwa seorang anak yang telah terlanjur mengkonsumsi rokok akan berhenti mendadak saat ia tahu bahayanya atau saat dia telah beranjak dewasa. Perlu upaya keras untuk terlepas dari rokok karena rokok mengandung nikotin yang menyebabkan ketagihan. Pada anak remaja SMU yang menghabiskan 1 hingga 5 batang rokok sehari, 70% masih merokok lima tahun kemudian. Bahkan lebih dari separuh orang yang mulai merokok sejak usia SMP tidak berhasil berhenti merokok. Semakin muda seseorang mulai mengkonsumsi rokok, maka semakin besar peluangnya menjadi perokok berat ketika mereka dewasa.

Apa yang harus kita lakukan ?

Kampanye anti rokok memang telah sering kita dengar sebanyak maraknya iklan rokok. Menurut saya, hal yang paling efektif untuk melindungi anak-anak dari bahaya rokok itu dimulai dari rumah. Anak-anak melihat dan meniru hal-hal yang paling dekat dengan mereka. Pola hidup sehat sebagai orang tua merupakan pilihan yang tak bisa ditawar untuk menghasilkan anak-anak yang sehat dan cerdas. Jika belum siap dengan pola hidup sehat tanpa rokok, jangan berencana untuk punya anak. Pola hidup sehat sebagai orang tua juga adalah upaya untuk mengurangi laju prevalensi perokok usia dini.

Ketegasan pemerintah juga sangat diperlukan dalam hal ini. KPAI sendiri telah mengajukan  beberapa point perundangan untuk mencegah bahaya rokok pada anak seperti : anak tidak boleh membeli rokok, orangtua dan orang dewasa tidak boleh merokok didepan anak, orang dewasa dilarang menjual rokok kepada anak, ibu hamil tidak boleh merokok, iklan rokok tidak boleh mengambil sasaran anak-anak. Saya tambah satu point selaindari KPAI ya : Pejabat publik tidak boleh merokok didepan umum. :)

Komitmen pemerintah sejauh ini hanya sebuah gerakan melindungi anak dari bahaya rokok. Mungkinkah pemerintah berani dan bersungguh-sungguh mengendalikan peredaran rokok? Mengingat pemasukan negara mencapai kira-kira 57 triliun pertahun.

Peran media massa jelas diperlukan dan sangat memengaruhi, berani tak ya tidak menayangkan iklan rokok? Hehe..mana mungkin… Paling tidak, saya berharap iklan rokok tidak hadir disela-sela program acara untuk anak. Agak ironi memang melihat iklan-iklan rokok justru ‘menyegarkan’ program olahraga dan pendidikan -- program yang juga diminati oleh anak-anak.


**

Saya membayangkan Geo dan anak-anak dalam angkutan umum yang saya temui tempo hari kini sedang menikmati rokok dirumah meraka. o oh.. semoga itu hanya pikiran buruk saya saja ya!. Semoga itu tidak akan terjadi jika kita – saya, Anda, masyarakat dan pemerintah -  berkomitmen untuk melindungi anak-anak dan meningkatkan kualitas hidup.

Makanya, yuk, selamatkan adik-adik dan anak-anak kita dari bahaya asap rokok dan konsumsi rokok usia dini. Dilarang mencintai anak-anak jika anda masih belum menyadari bahaya yang mengintai mereka dari setiap mili rokok yang anda nikmati. Mulai pola hidup sehat dari sekarang, mulai dari rumah kita.

/fath

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun