Joni terdiam. Perumpamaan yang disampaikan Ahmad menemui logikanya. Namun karena sudah terlanjur basah, Joni mencoba mematahkan logika tersebut.
"Tapi kan hari gini semua orang sudah tahu kapan waktunya salat. Apa masih perlu azan keras-keras?"
Dengan tersenyum Ahmad menjawab, "Jon, sewaktu kamu membeli tiket pesawat, kamu tahu enggak jadwal keberangkatanmu? Ketika kamu check in, di tiket boarding pass yang kamu pegang sudah tercetak jadwal keberangkatannya kapan, lewat gate mana. Tapi tetap saja petugas bandara melakukan panggilan boarding, bukan?"
Kali ini Joni benar-benar mati kutu, tak bisa menjawab logika yang disampaikan Ahmad.
***
Azan yang disyariatkan oleh Allah untuk menyeru umat Islam tidak hanya mengungkapkan maksud dan tujuannya sebagai penanda waktu salat. Dari susunan kata per kata, kalimat per kalimat, azan juga kaya akan substansi keimanan.
Kalimat pertama azan menyatakan Kemuliaan dan Kebesaran Allah, bahwa Dia lebih besar dari yang terbesar. Kalimat kedua azan berisi afirmasi dasar kesaksian akan Keesaan Ilahi dan Kerasulan Nabi Muhammad Saw.
Kalimat keempat dan kelima menyatakan dengan tegas bahwa salat adalah jalan menuju kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Salat juga menjadi sarana untuk menggapai kesuksesan dan keselamatan.
Kemudian, azan ditutup dengan prinsip Keesaan Ilahi.
Karena ciri-ciri khusus ini, Azan telah menjadi panggilan dan pernyataan iman yang lengkap dan komprehensif yang secara naluriah menarik hati dan pikiran.
Allah dalam Kebijaksanaan-Nya yang Tak Terbatas, menginginkan agar Azan tidak hanya menjadi panggilan dan peringatan, tetapi juga untuk membentuk bagian dari praktik fundamental Islam, yakni kesaksian terhadap Keesaan Allah dan Kerasulan Nabi Muhammad serta praktik ibadah paling utama, yakni salat.