Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ketika Nabi Musa Menghadapi Fase "Quarter Life Crisis"

14 Mei 2021   19:40 Diperbarui: 14 Mei 2021   19:42 1005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nabi Musa mengajarkan kita bagaimana menyikapi fase kebingungan hidup atau Quarter Life Crisis (ilustrasi: unsplash.com/Ben Ostrower)

Sambil terengah-orang, pemuda berusia 20 tahunan itu terus melangkah di atas pasir gurun yang membara. Sesekali ia menoleh ke belakang, seolah hendak memastikan tidak ada yang mengejarnya.

Pemuda itu bukan orang sembarangan. Dia adalah putra angkat sang Raja. Sejak kecil ia sudah terbiasa hidup bergelimang kemewahan. Pemuda itu menjalani nasib sebagai pelarian setelah dirinya tak sengaja membunuh seorang Qibti ketika ia hendak membela saudara sebangsanya dari Bani Israil.

Akibat rasa penyesalan karena membunuh orang Qibti, pemuda itu memilih untuk melarikan diri, enggan pulang ke istana. Apalagi ketika ia diberi tahu kalau pasukan keamanan sudah mengetahui identitas si pembunuh dan diperintah Raja untuk menangkap serta membunuhnya, pemuda ini pun bertambah khawatir. Seorang sahabatnya kemudian menyarankan agar ia meninggalkan negerinya sejauh mungkin demi keselamatannya.

Begitulah, setelah delapan hari delapan malam menyusuri padang pasir yang gersang, di siang yang terik membakar kulit, tibalah ia di rerimbunan pohon kurma, di dekat perbatasan sebuah negeri bernama Madyan. Pemuda itu pun beristirahat melepas lelah.

Tak jauh dari situ, ada sebuah mata air. Pemuda itu melihat sekelompok penggembala berdesakan dan berebutan menggiring kambing-kambing mereka ke pinggir telaga. Yang kuat mendorong yang lemah.

Di antara sekelompok penggembala itu, ada dua gadis yang ikut mengambil air. Keduanya berkali-kali terdesak oleh yang lain dan tak kunjung berhasil mengambil air. Pemuda itu melihat kedua gadis itu sangat kepayahan dan raut putus asa membayang di wajah mereka. Ia pun menghampiri kedua gadis tersebut.

"Mengapa kalian tidak ikut berebut mengambil air?" tanya sang pemuda dengan sopan.

"Aku sudah mencoba. Tetapi karena mereka laki-laki dan tubuhnya kuat, aku selalu terdesak," jawab gadis pertama.

"Benar. Setiap hari kami selalu mendapatkan air sedikit karena sulit berebut dengan mereka," timpal gadis satunya.

"Mari, aku tolong kalian mengambil air," kata sang pemuda menawarkan diri.

Pemuda itu lalu mengambil tali kekang ternak-ternak kedua gadis, kemudian membawanya ikut berdesak-desakan dengan para penggembala untuk mendapatkan air. Sekali terobos, tubuh kekarnya mampu membawa kambing-kambing ke bibir mata air hingga ternak-ternak itu pun bisa minum sepuasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun