Keberadaan pondok pesantren yang bertujuan mencetak generasi muda penghafal Al-Quran ini disambut positif oleh warga kota Malang dan sekitarnya. Maklum, banyak orangtua yang ingin anaknya mendapat pendidikan menghafal Al-Quran, namun juga tidak ingin anak-anak mereka meninggalkan rumah dan pendidikan umumnya.
Kalau anaknya dimasukkan pondok, itu artinya si anak harus tinggal di pondok untuk beberapa lama. Pondok Pesantren Sabtu-Ahad memungkinkan anak belajar Al-Quran di pondok hanya di hari Sabtu dan Ahad saja.
Jadi, hingga saat ini sudah ada tiga lembaga pendidikan di bawah naungan yayasan Masjid Nailun Hamam, yakni TK, TPQ dan Pondok Pesantren.
Di bulan Ramadan, suasana religius sangat kentara di lingkungan sekitar masjid. Kegiatan dakwah dan syiar Islam di lingkungan masjid seolah tidak pernah berhenti.
Dari Senin sampai Kamis, ada anak-anak yang belajar mengaji di TPQ. Dari Jumat sampai Ahad, giliran anak-anak yang lebih dewasa belajar menghafal Al-Quran. Tak hanya itu, takmir masjid Nailun Hamam juga memfasilitasi remaja hingga dewasa yang ingin belajar Al-Quran dari awal. Di luar aktivitas pendidikan Al-Quran, takmir masjid kerap mengadakan kajian-kajian bagi masyarakat umum.
Kita boleh saja menjelajah jutaan masjid yang ada, mengagumi keindahan arsitektur bangunannya. Tapi itu semua tak ada artinya jika kita tidak memuliakan dan memakmurkan masjid di daerah tempat tinggal kita sendiri. Kita kerap menghadiri kajian-kajian di masjid tempat lain, tapi masjid di dekat rumah kita sendiri tak pernah kita perhatikan. Keberkahan sebuah masjid ada pada bagaimana kita memuliakan dan meramaikan kegiatan ibadah di dalamnya.