Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cara Agar Tidak Iri dengan Kesuksesan Orang Lain

23 Februari 2021   09:15 Diperbarui: 23 Februari 2021   09:26 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Setiap kesuksesan yang diraih orang lain tidak akan memengaruhi linimasa kehidupan kita (unsplash.com/Josh Felise)

Membersihkan kotoran manusia!

Dalam arti harfiah, bukan kiasan.

Pria dengan pekerjaan terburuk di dunia (dailymail.co.uk)
Pria dengan pekerjaan terburuk di dunia (dailymail.co.uk)

Foto di atas menunjukkan pria itu terbenam dalam lubang selokan berisi limbah kotoran manusia, telanjang dari pinggang ke atas. Tidak ada kacamata, tidak ada sarung tangan, tidak ada alat pelindung apa pun. Hanya sebuah tongkat kayu yang dipegang rekannya untuk menariknya keluar dari lubang selokan setelah pekerjaannya selesai.

Pria ini tidak pernah mengeluh saat bekerja. Kalau dia mengeluh dan membuka mulut saat bekerja, yah bisa kita bayangkan sendiri apa akibatnya.

Sementara itu pada saat yang sama, kita duduk di kursi kantor yang nyaman yang dapat disesuaikan ketinggian dan ergonomisnya. Di atas meja di sebelah laptop, tersedia secangkir kopi hangat. Di ujung dinding kantor, AC menyala mengalirkan udara sejuk.

Dengan kondisi seperti ini, pikiran kita meneriakkan kebosanan dan iri hati.

"Ugh, coba kalau saya bisa bekerja di kantor A yang suasananya lebih nyaman dan gajinya lebih besar."

"Mengapa saya memiliki pimpinan yang ***** seperti Pak Joko ini sih?"

"Ah, seandainya saya bisa kaya tanpa harus jadi sales yang menjual ini itu."

Syukuri Pekerjaan yang Kita Lakukan Saat Ini

Selama lebih dari 15 tahun, pekerjaan saya adalah salesman. Mulai dari menjual alat-alat rumah tangga door to door, menjual layanan internet kabel hingga kemudian memimpin tim penjualan di sebuah agensi periklanan besar. Selama itu pula tak terhitung berapa kali saya mencoba mengadu nasib, mencari pekerjaan yang saya pikir lebih baik dan lebih layak serta dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan saya. Selama itu pula saya selalu iri dengan teman-teman yang pekerjaannya saya anggap lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun