Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

BTS Masih Akan Menjadi Entertainer of The Year 2021

13 Januari 2021   08:55 Diperbarui: 13 Januari 2021   09:28 1591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rekor demi rekor yang dipecahkan dan berbagai prestasi yang sudah diraih membuat BTS tetap akan menjadi Entertainer of The Year (foto: variety.com)

Siapa entertainer jaman sekarang yang bisa menandingi BTS? Baik dalam segi popularitas maupun prestasi?

Pada 2020 lalu, majalah Time menobatkan boysband Korea ini sebagai Entertainer of The Year 2020. Penobatan ini bukan lantaran popularitas BTS semata, tetap apa yang sudah mereka raih selama tahun yang penuh kesulitan akibat pandemi ini menjadi kredit poin utama bagi BTS.

BTS dinobatkan sebagai Entertainer of The Year oleh majalah Time (time.com)
BTS dinobatkan sebagai Entertainer of The Year oleh majalah Time (time.com)

Hampir tidak ada anak muda di dunia yang tidak kenal BTS. Septet asal Korea Selatan ini telah mencapai hal-hal luar biasa dalam karir mereka yang relatif singkat.

BTS dibentuk pada 2010, setelah dalang K-pop dan pendiri Big Hit Entertainment, Bang Si-hyuk merekrut RM, 26, dari kancah rap underground Seoul. RM kemudian bergabung dengan Jin, 28; Suga, 27; J-Hope, 26; Jimin, 25; V, 24; dan Jung Kook, 23. Ketujuh anak muda ini dipilih karena bakat menari, rap, dan menyanyi mereka.

Tujuh tahun kemudian BTS menjelma menjadi mesin uang bagi negaranya dan bertanggung jawab atas masuknya budaya lintas batas. Demam K-Pop pun terjadi di hampir segala penjuru dunia.

Ketika BTS mulai menjelajahi dunia musik barat yang dianggap sebagai kiblatnya musik dunia lewat rilis Love Yourself: Her, banyak yang menjuluki mereka sebagai "Next One Direction" atau "Next Jonas Brothers". Dua tahun kemudian, boyband Korea ini telah melampaui prestasi kedua grup yang diperbandingkan.

Pada 2019, single Map of the Soul: Persona menjadi nomor 1 di Billboard 200 pada rilis perdananya. Single terbaru mereka Dynamite yang dirilis pada Agustus 2020 lalu, menghabiskan tiga minggu menjadi nomor satu di Billboard Top 100 dan masih belum meninggalkan Top 20 meskipun sudah berbulan-bulan sejak dirilis. Di YouTube, video Dynamite dilihat 101 juta kali hanya dalam waktu 24 jam.

Rekor demi rekor yang mereka pecahkan, prestasi demi prestasi yang sudah dicapai membuat BTS kini diperbandingkan dengan grup band legendaris, grup band yang dianggap sebagai ikon band populer sepanjang masa: The Beatles.

Disamakan dengan The Beatles tentu menjadi kehormatan tersendiri bagi BTS. Namun, dengan rendah hati septet Korea ini menolak untuk disejajarkan dengan The Beatles. Dalam wawancara terbaru mereka untuk Majalah WSJ di mana BTS memenangkan penghargaan untuk Inovator Musik 2020, salah seorang personel BTS, RM mengatakan mereka bukan inkarnasi The Beatles.

"Kami tidak pernah seperti The Beatles atau bahkan lebih dari mereka," kata RM. "Kami adalah tujuh anak normal yang menyukai musik dan pertunjukan yang memiliki mimpi untuk memberikan harapan dan cinta."

Menyamakan BTS dengan The Beatles memang keterlaluan. Bentuk ekspresi, bahasa, media, proses kreatif, dan demografi fans mereka jelas sangat berbeda satu sama lain. Sekalipun prestasi fenomenal mereka hampir sama, dari segi popularitas maupun karya musiknya.

Terlepas dari fakta bahwa mereka berdua adalah grup band laki-laki yang merupakan inovator pada masanya sendiri - kesamaan BTS dan The Beatles nyaris tidak ada. Tapi, mengapa keduanya lantas diperbandingkan?

Satu-satunya persamaan yang juga menjadi kekuatan BTS dan The Beatles adalah pesona mereka bagi fans. Di era yang ditandai dengan begitu banyak kesedihan dan sinisme, BTS tetap setia pada pesan kebaikan, koneksi, dan penerimaan diri mereka. Itulah dasar hubungan BTS dengan penggemarnya yang disebut ARMY.

Filsuf dan penulis Korea Selatan Dr. Jiyoung Lee menggambarkan gairah fandom BTS sebagai fenomena yang disebut "horizontalitas", pertukaran timbal balik antara artis dan penggemar mereka. Berbeda dengan instruksi top-down dari ikon atau selebritas lain kepada pengikut mereka, dengan hubungan horizontalis itu BTS dianggap telah membangun komunitas yang sebenarnya.

"Kami dan fans kami adalah pengaruh yang besar satu sama lain," kata J-Hope. "Kami belajar melalui proses membuat musik dan menerima umpan balik."

Hubungan timbal balik yang penuh pengertian ini membuat ARMY seperti memiliki ikatan batin dengan BTS sendiri. Pada Juni 2020 lalu, upaya penggalangan dana akar rumput ARMY menyamai donasi $ 1 juta BTS ke Black Lives Matter dalam waktu 24 jam.

Pengaruh BTS di seluruh dunia sangat bergema. Mereka tidak hanya menciptakan sejarah - mereka meruntuhkan penghalang dan menciptakan lingkungan di mana orang, terutama basis fans mereka, merasa dipahami sepenuhnya.

Tak salah apabila BTS masih akan menyandang status Entertainer of The Year 2021. Entah apakah itu lewat penobatan resmi media, atau tidak. Bagi ARMY sendiri, diperbandingkan dengan grup-grup musik lain yang lebih dulu mendunia bukan tujuan utama. BTS tidak pernah menjadi One Direction berikutnya atau The Beatles berikutnya - mereka selalu menjadi BTS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun