Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Kursi Kosong untuk Menkes Terawan dari Najwa Shihab

28 September 2020   22:02 Diperbarui: 29 September 2020   06:02 1693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kursi kosong untuk Menkes Terawan sudah disediakan Najwa Shihab (twitter@MataNajwa)

"Pertanyaan saya Pak, apakah penanganan (negara) kita lebih baik dari negara-negara yang Menteri Kesehatannya mundur itu?" tanya Najwa Shihab.

Sayang, pemirsa Narasi TV tidak dapat mendengar jawabannya karena Najwa Shihab sedang berimajinasi. Najwa Shihab bertanya pada kursi kosong yang sedianya disediakan untuk Menteri Kesehatan dr. Terawan Agus Putranto.

Oleh netizen, episode Mata Najwa dengan judul bertagar #MataNajwaMenantiTerawan dianggap sebagai talk show sarkas kelas dewa. Tagar itu pun menjadi trending topic di media sosial burung biru.

Melalui akun twitternya, Mata Najwa mempertanyakan, "Ke mana  Menkes Terawan? Kesekian kalinya kami mengundang, inilah kursi dan panggung #MataNajwa untuk Pak Terawan."

"Kekesalan" Mata Najwa Kepada Menkes Terawan

Episode ini seolah menunjukkan "kekesalan" Mata Najwa yang berulangkali mengundang Menkes Terawan, namun yang bersangkutan tak kunjung datang. Padahal, Mata Najwa boleh dibilang acara talk show yang paling sering dihadiri pejabat-pejabat pemerintah sebagai narasumber.

Presiden Jokowi sendiri pernah menyempatkan waktu dan bersedia menjadi narasumber Mata Najwa dalam episode eksklusif penanganan Covid-19. 

Sebelum episode kursi kosong Menkes Terawan ini, Mata Najwa juga berhasil menghadirkan Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan terkait dengan penugasan khusus dari Presiden Jokowi untuk menangani pandemi Covid-19.

Menurut Mata Najwa, sekalipun Presiden Jokowi sudah membentuk Satuan Tugas maupun Komite khusus penanganan Covid-19, Kementerian Kesehatan tetap menjadi instansi yang paling strategis, yang mampu menjawab pertanyaan dan keresahan masyarakat sekaligus bentuk tanggung jawab mereka. 

Kehadiran narasumber di acara tersebut juga bukan sebagai ajang penghakiman atau tantangan, melainkan harapan agar publik bisa tahu kebijakan-kebijakan yang sedang dilakukan pemerintah langsung dari sumber pertama. 

Publik perlu tahu apa rencana pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung 7 bulan ini.

"Hilangnya" Menkes Terawan Sejak Pandemi Covid-19 Melanda Indonesia

Harus diakui, sejak kasus Covid-19 pertama kali terkonfirmasi ada di Indonesia, Menkes Terawan seolah menghilang. Padahal, sebelum virus corona masuk ke wilayah Indonesia, Menkes Terawan termasuk salah satu pejabat yang paling sering memberi pernyataan positif, bahwa Indonesia masih nihil kasus corona.

Selama 7 bulan masa pandemi, sebagai orang pertama di jajaran otoritas kesehatan negeri ini Menkes Terawan diharapkan bisa tampil dan memberi pernyataan yang menenangkan. Sebagaimana yang pernah beliau lakukan saat virus corona belum menyerang negara kita.

Apalagi di tengah kekacauan informasi, masyarakat butuh panduan yang jelas. Dan salah satu sumber terpercaya dalam hal kesehatan sudah tentu ada di tangan Menkes Terawan.

Misalnya tentang penggunaan masker di dalam rumah agar anggota keluarga yang rentan, seperti balita dan lansia, tidak sampai berisiko tertular. Ini informasi yang sensitif dari segi kesehatan.

Sayang, pejabat yang mengeluarkan pernyataan tersebut bukan dari Kementerian Kesehatan, melainkan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA).

"Tetap harus memakai masker, masker ini tidak hanya dilakukan di luar rumah, di dalam rumah pun harus kita lakukan. Apalagi ketika ada di keluarga kita kelompok rentan, seperti balita demikian juga lansia," kata Menteri PPA I Gusti Bintang Ayu Dharmawati dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (25/9).

Bagi masyarakat awam, pernyataan itu bisa membingungkan. Apa hubungannya Kementerian Pemberdayaan Wanita dengan kesehatan atau pandemi Covid-19?

Beda halnya apabila yang menyampaikan pernyataan tersebut Menkes Terawan. Mengingat jalur keilmuannya, masyarakat akan lebih percaya dan kemungkinan besar akan bersedia mematuhi himbauan pemerintah. 

Karena jalur keilmuannya tersebut, peran Menkes Terawan benar-benar sangat vital dalam menyampaikan setiap himbauan dan saran pemerintah bagi masyarakat.

Pak Terawan, Tempat dan Waktu Dipersilakan

Tak salah apabila Mata Najwa, yang berulangkali mengundang Menkes Terawan namun hanya bertepuk sebelah tangan, membuat episode khusus #MataNajwaMenantiTerawan". Kursi kosong itu menunggu untuk terisi.

Sekalipun kita berpikir positif, bahwa Menkes Terawan sedang banyak kesibukan menangani pandemi Covid-19, namun semestinya itu bukan menjadi satu-satunya alasan. Karena seperti yang dikatakan Mata Najwa,

"Banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan, namun semua bisa diawali dengan kehadiran. Pak Terawan, tempat dan waktu dipersilakan."


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun