Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Bagaimana Menjelaskan pada Orang Lain Bahwa Pekerjaan Kita Blogger?

8 Februari 2020   09:08 Diperbarui: 8 Februari 2020   18:51 3243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi blogger (gambar diolah dari Canva)

"Libur Mas?" tanya seorang tetangga di kampung saya.

Itu pertanyaan yang sama untuk kesekian juta kalinya yang saya dengar. Kadang pertanyaan serupa yang saya dengar adalah, "Nggak kerja Mas?"

Pertanyaan itu tak hanya datang dari tetangga, juga dari teman dan sering dari kerabat sendiri. Ketika di hari kerja orang-orang sudah sibuk di kantor atau tempat usaha masing-masing, saya terlihat santai di rumah saja. Jadi, saya menilai wajar saja apabila orang lain yang melihat saya santai sedemikian rupa menanyakan pertanyaan tersebut.

Pekerjaan Tradisional vs Pekerjaan Digital

Sejak memutuskan resign dan menekuni dunia blogging tiga tahun lalu saya memang lebih banyak di rumah. Tapi bukan berarti tidak ada pekerjaan sama sekali.

Aktivitas saya di rumah nyaris sama setiap harinya. Pagi usai bersih-bersih dan mengantarkan anak-anak ke sekolah, saya membuka laptop lalu mulai bekerja.

Namanya juga blogger, pekerjaannya tentu menulis di blog atau menulis konten yang dipesan klien. Kalau lagi suntuk atau saat menulis pikiran saya melayang dan rangkaian kalimat yang tadinya lancar tiba-tiba berhenti begitu saja, waktu kerja di pagi hari itu saya gunakan untuk browsing. Mencari ide atau pengetahuan baru.

Di sela-sela pekerjaan menulis itu, saya keluar rumah. Menyegarkan pikiran dan menyapa para tetangga yang juga sudah mulai beraktivitas. Karena sering menemui saya di rumah saat orang lain pergi bekerja, mereka kerap bertanya, "Lagi libur, Mas?"

Persepsi masyarakat kita tentang "pekerjaan" memang masih tradisional. Kerja itu harus di tempat tertentu, bukan di rumah.

Makanya, mereka masih belum bisa menerima ketika saya jelaskan bahwa pekerjaan saya lebih banyak dilakukan di rumah.

"Kerja apa sih Mas kok di rumah terus," tanya mereka.

Ketika saya jawab menulis atau ngeblog, banyak tetangga, teman juga keluarga sendiri yang masih belum bisa menerima kenyataan bahwa menulis itu jenis pekerjaan dan bisa menjadi pilihan karir. Anggapan mereka, menulis itu hobi.

Sedangkan karir sungguhan yang kerjanya menulis itu cuma wartawan. Makanya, ketika saya jawab pekerjaan saya sekarang itu menulis, banyak tetangga yang mengira saya wartawan. Padahal kan beda banget.

Tips Menjelaskan Pada Orang Lain Bahwa Pekerjaan Kita Blogger

Lalu, bagaimana caranya menjelaskan dengan benar pekerjaan kita sebagai blogger itu? Berikut 3 tips agar orang lain bisa memahami pekerjaan kita sebagai blogger

1. Terima Kenyataan Bahwa Blogger adalah Karir

Langkah pertama untuk bisa menjelaskan pada tetangga, teman atau keluarga sendiri tentang jalur karir kita yang tidak tradisional adalah meyakinkan diri kita terlebih dahulu.

Kalau kita ingin menjadi blogger profesional, tapi diri kita masih ragu dan masih berusaha keras untuk meyakinkan diri bahwa blogging itu bisa menjadi pilihan karir, tentunya kita sulit menjelaskan pada siapapun juga. Tetapi jika kita sudah yakin dan percaya bahwa blogger itu karir dan pekerjaan kita, akan lebih mudah untuk memberi tahu orang lain tentang hal itu.

Tidak masalah dari mana kita memulai karir sebagai blogger, apakah itu dari hobi atau langsung terjun secara profesional, meyakinkan diri bahwa kita mampu menemukan kesuksesan dari tulisan kita sangat penting. Jika kita tidak percaya pada potensi dan kredibilitas kita sebagai blogger, orang lain juga tidak akan percaya.

2. Sebut Diri Kita Sebagai Blogger

Setelah berhasil meyakinkan diri bahwa kita bisa sukses dari ngeblog, langkah selanjutnya adalah menyebut diri kita sebagai Blogger. Kalau ditanya orang lain, "Pekerjaannya apa Mas?"

Jawab saja, "Blogger" atau "Penulis".

Beberapa waktu lalu anak saya memberi tahu bahwa dia ditanya gurunya apa pekerjaan ayahnya.

"Lalu adik bilang apa sama Bu Guru?" tanya saya.

"Blogger. Bapak kan dulu bilang kalau sekarang kerjanya jadi blogger," jawab anak saya dengan senyum percaya diri.

Memang, sejak saya menjadi blogger profesional, saya selalu menekankan pada anak-anak bahwa pekerjaan bapaknya sekarang jadi blogger. Tidak hanya itu, saya juga menjelaskan apa blogger itu dan bagaimana saya bisa mendapatkan penghasilan darinya.

Saya sering mendapati beberapa teman sesama blogger ketika ditanya apa kerjanya sekarang, mereka selalu menjawab, "Ah, cuma nulis ini itu saja kok,"; "Hanya ngeblog sedikit," dan beberapa jawaban lain yang diawali dengan kata "hanya".

Mungkin mereka hanya setengah-setengah melakoni blogging. Tapi jika kita serius menekuni dan ingin menjelaskan apa pekerjaan kita, jangan menekankan penjelasan itu pada kata "hanya".

Perawat tidak mengatakan "hanya seorang perawat," para guru tidak akan menyebut diri mereka "hanya seorang guru." Dengan menyebut diri kita sebagai blogger, kita bisa berkomitmen penuh terhadap pekerjaan ini. Karena jika kita tidak bisa sampai pada titik di mana kita dapat berkomitmen secara ekonomi atau emosional untuk ngeblog atau menulis penuh waktu, pekerjaan kita menjadi kurang signifikan, dan sulit untuk menjelaskan hal ini pada orang lain.

ilustrasi pekerjaan seorang blogger (gambar diolah dari Canva)
ilustrasi pekerjaan seorang blogger (gambar diolah dari Canva)

3. Gunakan Istilah dan Terminologi Blogger saat Menjelaskan

Ketika memberitahu anak-anak bahwa karir saya sekarang adalah blogger, saya menjelaskannya lengkap dengan berbagai istilah di dunia blogger. Saya tidak memikirkan apakah anak-anak paham atau tidak. Tujuan saya ingin memperkenalkan mereka pada istilah atau terminologi blogger.

Begitu pula saat kita memberitahu orang lain bahwa pekerjaan kita blogger. Jangan ragu menggunakan istilah atau jargon teknis.

Apa itu SEO, konten, domain, website dan lain sebagainya. Ini adalah jargon teknis sekaligus metrik dalam dunia blogger. Metrik yang kita gunakan untuk mengukur kesuksesan kita adalah bahasa yang harus kita gunakan ketika berbicara tentang karir kita sebagai blogger.

Yang Penting Dukungan, Bukan Pemahaman

Baik istri maupun ibu mertua saya awalnya belum yakin saya bisa menghidupi keluarga dari blogging. Malah di bulan-bulan pertama saya berhenti dari pekerjaan kantoran, ibu mertua saya sering bertanya pada istri, "Suamimu gak kerja lagi to?"

Tapi ketika saya berhasil membuktikan dan meyakinkan keluarga bahwa saya mampu secara ekonomi menjadi tulang punggung keluarga, dukungan mereka mulai mengalir. Mereka tidak membutuhkan penjelasan lagi.

Keluarga, tetangga dan teman kita mungkin tidak sepenuhnya memahami apa blogger itu dan apa yang kita kerjakan sesungguhnya. Jangan khawatir, bukan pemahaman mereka yang kita butuhkan.

Jangan terpaku pada bagaimana mereka memandang karir atau pekerjaan kita sebagai blogger. Tetap yakin bahwa blogger adalah jenis pekerjaan nyata dan bisa memberi penghasilan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun