Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenang Perjuangan Lasjkar Hisboellah dalam Pertempuran 10 November 1945

10 November 2019   10:19 Diperbarui: 10 November 2019   10:38 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pejuang dari Malang, termasuk Lasjkar Hisboellah saat berangkat ke pertempuran Surabaya (sumber foto: perpusnas.go.id melalui merdeka.com)

Namun menghadapi strategi perang gerilya yang diterapkan di area perkotaan Surabaya, kekuatan besar dari tentara Inggris seolah tak berarti. Berkali-kali daerah yang sempat mereka kuasai bisa direbut oleh para pejuang Indonesia.

Gagalnya Peledakan Jembatan Wonokromo 

Pada minggu terakhir bulan November, pasukan Inggris baru bisa menguasai 4/5 bagian kota Surabaya. Para pejuang di Surabaya pun sadar bahwa kekuatan mereka tidak mampu mengimbangi besarnya angkatan perang Inggris yang diterjunkan dengan persenjataan lengkap.

Karena itu, mereka menumpuk kekuatannya untuk mempertahankan daerah Surabaya Selatan yakni wilayah Gunungsari yang akan menjadi sasaran pasukan Inggris berikutnya. Untuk merebut daerah itu, pasukan Inggris melancarkan serangan besar-besaran pada tanggal 26 November 1945. Pada hari itu juga pihak Inggris menetapkan bahwa seluruh wilayah Surabaya harus sudah dikuasai.

warga Tionghoa di Surabaya bersiap mengungsi saat pertempuran 10 November 1945 (foto koleksi KITLV no. 44715)
warga Tionghoa di Surabaya bersiap mengungsi saat pertempuran 10 November 1945 (foto koleksi KITLV no. 44715)

Menghadapi serangan besar ini, para pejuang berusaha menghancurkan jembatan Wonokromo agar gerakan tentara Inggris bisa ditahan. Usaha tersebut mengalami kegagalan karena jumlah dinamit dan peledak yang dimiliki para pejuang Indonesia terlalu sedikit untuk dapat menghancurkan jembatan tersebut. Tentara Inggris akhirnya berhasil merangsek maju dan menggempur para pejuang yang  bertahan di sebelah selatan sungai Wonokromo.

Pertempuran di daerah Wonokromo ini berlangsung selama tiga hari. Kekuatan pejuang Indonesia yang tidak sebanding membuat daerah Wonokromo dan Darmo dapat dikuasai Inggris pada tanggal 28 November 1945. Setelah berhasil menguasai wilayah tersebut, pasukan Inggris terus bergerak maju menuju ke selatan untuk merebut wilayah Gunungsari.

Serangan Besar di Gunungsari dan Jatuhnya Kota Surabaya ke Tangan Tentara Inggris

Para pejuang lalu bergabung dengan Lasjkar Hisboellah sektor Sepanjang yang dipimpin oleh Chamim Tohari dan Abdul Mukti, serta pasukan GPII (Gerakan Pemuda Islam Indonesia) Kediri yang dipimpin Amir Fatah. Kedua pasukan ini sejak awal pertempuran Surabaya bertugas mempertahankan wilayah tersebut.

Dengan mengerahkan kekuatan satu formasi pasukan tank, tentara Inggris tidak membutuhkan waktu lama untuk merebut Gunungsari. Rentetan tembakan dari tank mereka menghancurkan meriam-meriam yang dimiliki para pejuang Indonesia. Tak hanya itu, pasukan Inggris juga membombardir wilayah Gunungsari dari udara.

Kondisi ini memaksa para pejuang Indonesia mundur ke arah Kedurus dan Karangpilang. Jatuhnya wilayah Gunungsari menandakan seluruh kota Surabaya sudah dikuasai pasukan Inggris.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun