Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Buatlah Artikelmu Mudah Dibaca dengan Memperbaiki Tingkat Keterbacaannya

13 Maret 2019   00:04 Diperbarui: 26 April 2021   11:05 1754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi memperbaiki artikel untuk meningkatkan keterbacaan (sumber foto ilustrasi : unsplash.com/@johnschno)

Tangkapan layar 1

sumber tangkapan layar: dokumentasi Himam Miladi
sumber tangkapan layar: dokumentasi Himam Miladi
Tangkapan layar 2

sumber tangkapan layar: dokumentasi Himam Miladi
sumber tangkapan layar: dokumentasi Himam Miladi
Misalnya kita sedang berbicara dengan Sarah, yang memiliki kosakata yang mengesankan. Hanya saja, saat kita berbicara dengannya, kata-kata yang diucapkan Sarah seolah hanya melintas di kepala. Sedangkan arti/pesan yang hendak disampaikan Sarah malah tidak kita pahami. Di sisi lain, bayangkan kita berbicara dengan Laura, yang berbicara dalam bahasa yang lebih sederhana. Apa yang diucapkan Laura bisa kita mengerti dengan lebih baik.

Dengan Sarah, kita bisa jadi sering berpikir bahwa bahasa kita ternyata tidak sesuai dengan standar bahasa yang digunakan Sarah. Jadinya, alih-alih terlibat aktif dengan berbalas kata, kemungkinan kita hanya akan menutup mulut dan tersenyum saja sampai pembicaraannya selesai.

Berbeda bila kita berbicara dengan Laura, yang bahasanya mudah dicerna. Kita bisa proaktif menimpali pembicaraan tersebut. Berbicara dengan Laura yang memakai bahasa sederhana dan mudah dipahami membuat kita merasa setara dan tidak rendah diri.

Dua ilustrasi diatas membawa kita pada arti dari Keterbacaan:

Keterbacaan konten adalah penanda yang membantu kita untuk menentukan apakah konten/artikel yang kita buat mudah dibaca atau tidak.

Gagasan tentang Keterbacaan muncul pada 1920-an di Amerika Serikat. Ketika itu jumlah anak yang bersekolah di sekolah menengah di sana meningkat. Para pendidik mulai membicarakan apa yang seharusnya diajarkan pada anak-anak sekolah ini.

Sebuah saran diajukan oleh Thorndike dalam bukunya "The Word Teachers' Word Book" (1921). Buku itu mencantumkan 10.000 kata, masing-masing memberikan nilai berdasarkan perhitungan luas dan frekuensi penggunaannya. Idenya adalah buku ini dapat memberi tahu para guru tentang kata-kata mana yang harus mereka tekankan dalam pengajaran mereka sehingga kata-kata yang paling umum digunakan dapat ditanamkan dalam kosa kata siswa mereka.

Buku Thorndike dan variasi selanjutnya adalah katalis untuk penelitian Keterbacaan, yaitu apa yang membuat teks dapat dibaca dan bagaimana hal ini berbeda berdasarkan tingkat pendidikan. Pada akhir 40-an, ukuran keterbacaan telah muncul menghasilkan skor berdasarkan penghitungan suku kata dan panjang kalimat. 

Mengapa keterbacaan itu penting dan harus diterapkan dalam setiap konten (artikel)?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun