***
Aku lalu melangkahkan kaki menuju bagian hutan yang agak rimbun, dimana tadi Fred menuju kesana. Kubawa serta dua jerigen kecil yang kosong.
Untunglah sinar bulan yang lembut masih mampu menerobos masuk diantara rimbunnya daun-daun pepohonan sehingga aku masih bisa melihat jalan setapak. Sesudah lima menit aku berjalan, masih belum ada tanda-tanda dimana Fred berada.
Dimana orang tua itu buang hajat? Tak mungkin dia BAB terlalu jauh dari rombongan. Aku hanya bisa berharap Fred membunyikan peluitnya lagi, sehingga aku bisa menelusuri arah datangnya suara.
"Priiit...."
Alhamdulillah, harapanku terkabul. Suara itu datang dari arah kananku. Aku pun membelok ke arah kanan. Samar-samar, aku mendengar suara gemericik air. Dari sela-sela tanaman perdu dan pepohonan hutan, kulihat siluet seseorang.
"Fred......" aku berteriak memanggil namanya.
"Ahoy....! Saya disini...." (demi kenyamanan pembaca, saya langsung saja terjemahkan bahasa asing saat berbicara dengan Fred).
Ketika aku tiba, Fred tengah membasuh muka dengan air yang mengalir dari sebuah sungai kecil, tak lebih dari setengah meter lebarnya.
"Air, mungkin bisa digunakan untuk mengisi radiator mobil," kata Fred singkat sambil menyeringai senang.
"Bagus Fred, dan terima kasih sudah menemukan sumber air ini," kataku kepada Fred. Dalam hati, aku bersyukur sekaligus mengumpati Fred. Enak saja dia menyeringai begitu, tak tahu betapa khawatirnya kami tadi ketika dia membunyikan peluit.