
Kampung dan taman di tengah pemakaman
Di sisi selatan pemakaman, nuansanya tidak lagi terlihat menyeramkan. Namun mirip dengan sebuah taman bermain. Di tepi jalan berpaving terdapat lorong besi dengan ornamen ban bekas yang dicat warna-warni. Kampung Kasin dulunya memang dikenal sebagai perkampungan industri kerajinan dari ban bekas. Ada pula beberapa papan yang berisi kutipan-kutipan hadist yang isinya mengingatkan umat manusia pada kematian. Jalan ini menuju ke perkampungan penduduk yang masih terletak dalam area pemakaman.

Dinding rumah dihiasi dengan mural tokoh-tokoh horor dan mistis. Ada lukisan pocong, tuyul, kuntilanak, Ratu Pantai Selatan, hingga Anubis, dewa berkepala anjing dari mitologi Mesir. Sebuah musholla dan toilet umum disediakan untuk peziarah yang datang.

Jika ingin mengunjungi Kampung Kramat Kasin, Anda bisa menuju ke arah Sukun, melalui jalan Arif Margono. Bagi yang naik angkutan umum, dari terminal Arjosari atau terminal Gadang/Hamid Rusdi bisa naik angkot GA, kemudian turun di jalan Nusakambangan. Setelah itu tinggal berjalan kaki atau naik becak ke lokasi Kampung Kramat.
Kampung Kramat biasanya ramai di hari Kamis sore atau Jumat pagi, saat dimana warga sekitar banyak yang berziarah. Jika ingin menikmati keheningan pemakaman yang tidak menyeramkan, saya sarankan anda berkunjung di luar waktu tersebut. Saat masuk ke areal pemakaman, bagi yang muslim dianjurkan untuk berwudhu dahulu di tempat yang sudah disediakan. Ikuti jalur jalan yang sudah disediakan dan jangan menginjak atau melangkahi makam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI