Mohon tunggu...
Prima Simaremare
Prima Simaremare Mohon Tunggu... Lainnya - Murid SMAN 28

XI MIPA 4 Absen 27

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lenyapnya Matahari

25 November 2020   20:59 Diperbarui: 25 November 2020   21:15 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ini sudah pagi tetapi masih gelap diluar. Kenalkan namaku Charles, Aku tinggal di Jakarta. Aku panik karena belum ada matahari di luar padahal jam di smartphone ku sudah menunjukkan jam 7 pagi. Aku pergi keluar rumah dan mendengar suara tembakan, sirine ambulan dan sirine polisi. Ada suara seperti hujan dan tornado, padahal cuaca disini baik-baik saja. Aku bertanya-tanya dimanakah matahari berada?

Listrik menyala dan aku melihat berita di televisi. Berita menginfokan bahwa sebentar lagi akan kembali normal. Aku sudah menunggu berjam- jam tetapi sampai sekarang matahari belum kembali. Sekarang listrik di rumahku mati, yang kudengar hanyalah suara senjata api dan sirine polisi dan ambulan. Aku bingung apa yang sedang terjadi. Aku menunggu hingga malam hari. Ketika malam hari aku pergi ke luar dan melihat ke angkasa. Aku hanya melihat angkasa yang hitam, tidak ada bintang, tidak ada planet, yang terlihat hanyalah sebuah awan hitam. Ketika aku berada di luar, ada sesuatu yang berkedip-kedip berwarna merah. Kedipan itu terus mendekati aku. Aku lari dengan cepat ke rumahku, setelah masuk rumah aku kunci semua pintu di rumahku. Aku melihat keluar jendela dan melihat tetangga ku diikuti oleh kedipan merah yang tadi mengikuti ku. Dengan cepat tetangga ku menghilang dari jalanan. Sudah 3 hari, tetap tidak ada tanda-tanda matahari. Di depan rumahku ada seseorang yang berdiri. Aku melihatnya melalui CCTV ku, karena aku takut, aku tidak membukakan pintu pada orang itu. Malam telah tiba, aku bergegas pergi ke kamarku. Terdengar suara dari bawah, seperti suara tikus yang sedang mengobrak-ngabrik tempat persediaan makanku. Aku berpikir itu bukanlah seekor tikus, tetapi itu adalah orang yang tadi ada di depan rumahku, aku pun lekas tidur dan mengabaikan suara tersebut. Keesokan harinya aku merasa ada yang aneh dari lemari penyimpanan makananku, persedian makanan berkurang, karena hal itu aku menyipkan sebuah jebakan untuk nanti malam. Aku meletakkan tepung di semua pintu masuk, jadi jika ada yang masuk rumahku akan terlihat. Sudah malam hari seperti biasa suara itu terdengar lagi. Aku memberanikan diri untuk pergi melihat ke dapur ku. Aku kaget ketika melihat tepung yang kusediakan sudah tumpah dan terjeplak langkah kaki seseorang. Aku mengikuti langkah tersebut dan melihat sorang wanita yang berdiri di dalam kamar mandi. Wanita tersebut hanya berdiri diam seakan-akan dia kaku dan tidak bergerak. Aku memutuskan untuk menutup pintu kamar mandi dan kembali ke kamarku. Pada saat malam hari aku terbangun dari tidurku, aku terbangun karena mendengar ada yang mengetuk dengan keras pintu kamarku, aku lekas bersembunyi ke bawah kasurku. Aku melihat kaki seseorang di balik pintu, aku berpikir bahwa mungkin orang ini adalah wanita yang tadi ada di kamar mandiku. Dia di kamarku sama seperti dia di  kamar kamar mandi, hanya berdiri dan diam. Dengan cepat aku bergegas keluar dan menaiki mobilku. Aku membuka smpartphone dan menghubungi teman-temanku. Rata-rata mereka semua tidak menjawab. Tetapi ada satu orang yang menjawab panggilanku, namanya Dilon. Aku bertanya "Apakah kamu baik-baik saja?" Dilon menjawab "Aku baik-baik saja, pastikan kamu tidak melihat kedipan cahaya putih, cahaya tersebut akan berubah menjadi merah ketika melihat pergerakan. Pastikan engkau tidak melihatnya." Aku menjawab "Aku akan kerumah mu, di Depok kan?" Dilon menjawab "Iya, aku akan menunggumu, tetapi jika Aku tidak menjawab ketika engkau sudah dekat, Aku menyarankan untuk kabur dan lari sejauh mungkin." Aku menjawab " Siap.." Dengan cepat aku menuju ke rumah Dilon. Setelah Aku tiba di dekat rumah Dilon, aku melihat kedipan putih di depan rumah Dilon. Aku pun memutuskan untuk menelepon Dilon. "Kamu dimana?" Ucap aku. Dilon Menjawab "Tunggu sebentar." Aku menjawab "Baiklah." Tidak lama kemudian ada seseorang yang menghancurkan dan membunuh kedipan putih tadi, ternyata itu adalah Dilon. Ketika aku mengetahui bahwa itu adalah Dilon, aku langsung membantunya dan turun dari mobil. Aku melihat seekor mahkluk aneh yang tidak kami kenali. "Itu makhluk apa?" Ucap ku. Dilon menjawab "Aku nggak tau." "Mungkin ini adalah alien, alien yang mengambil matahari kita, alien yang menutupi planet kita." kata ku. Dilon membalas "Tidak usah panik, kita akan tahu kebenarannya nanti." Aku menjawab "Kita mau kemana?" Dilon Menjawab "Kita harus mencari tahu apa yang sedang terjadi, mungkin kita harus membunuh alien itu lagi untuk mencari Informasi."  Aku menjawab "Oke."

Kami pergi ke pusat kota di Jakarta, di sana banyak sekali orang yang seperti yang kulihat di rumah. Hanya terdiam, tidak melakukan apapun. "Kenapa mereka seperti itu?" tanya Dilon. Aku menjawab " Mungkin karena melihat kedipan putih dan kedipan merah itu." Dilon menjawab "Benar juga." Sesaat kemudian kami dihalangi oleh truk besar. Kami panik, dan kami bergegas keluar dari mobil. Tiba-tiba ada yang memanggil kami dari dalam truk tersebut "Hai kalian, cepat kesini, tidak usah takut kami ini orang baik." Aku masih ragu untuk datang kesana tetapi Dilon sangat yakin untuk datang kesana. Karena Dilon memaksa aku pun percaya dengan mereka. Kami tiba di depan truk besar tadi, tanpa kami sangka mereka menodong kami dengan senjata api dan berkata "Serahkan semua persediaan makan kalian, jika tidak kami akan membunuh kalian." Aku menjawab "Baiklah, tapi tolong jangan tembak kami." Aku dan Dilon pun bergegas ke mobil dan berencana imtil mengambil persediaan makanan kami. "Dilon, bagaimana jika kita melarikan diri?" Ucap aku. Dilon menjawab "Jangan itu ide yang buruk, kita akan ditembaki." Aku menjawab "Kita menunduk saja jadi tidak akan kena, jika mereka mengejar kita akan lewat jalan-jalan kecil dan mengumpat." Dilon menjawab "Baiklah, jadi bagaimana rencananya?" Aku menjawab "Kita kan lagi diminta untuk mengambil persediaan makanan di mobil. Setelah itu kita mundur dan kabur sejauh-jauhnya. Siap? Sekarang !!!" Kami melaksanakan rencana kami dan itu berhasil. Kami berhasil melarikan diri dari kelompok tadi. "Jangan pernah percaya siapa-siapa oke?" Ucap aku. Dilon menjawab "Oke, maaf karena aku mobil kita jadi rusak begini." Aku menjawab "Tidak apa-apa, yang penting kita terus berusaha mencari apa yang sedang terjadi sekarang."

Pencarian kami sudah berjalan satu bulan. Hal yang dapat kami pastikan hanyalah bahwa matahari sudah tidak ada dan ada alien di bumi kita ini. Kami harus menerima kenyataan bahwa matahari sudah hilang, kita semua orang yang tinggal di bumi, yang masih selamat harus mau dan harus berhati-hati dengan alien yang ada di bumi. Kami harus terus berusaha bertahan hidup dan terus melawan alien yang ada Bumi. Kami Harus terus berusaha mencari tau apa yang sedang terjadi, Disamping semua hal itu, kami harus menerima fakta bahwa matahari sudah hilang dan kita hidup berdampingan dengan alien.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun