Mohon tunggu...
Rienta Primaputri
Rienta Primaputri Mohon Tunggu... Konsultan - Personal space to share ideas, updates and inspirations.

Seorang pengamat muda yang menggemari isu internasional dan gerakan sosial

Selanjutnya

Tutup

Politik

Operasi Pembasmian Abbu Sayyaf Lewat Perjanjian Trilateral

11 November 2016   13:41 Diperbarui: 11 November 2016   17:51 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perjanjian Trilateral Pemersatu Pasukan Keamanan Tiga Negara. Source: Militer Indonesia

Operasi Pembasmian Abbu Sayyaf akhirnya menemui titik terang setelah lama terjebak dalam lorong hitam. Titik terang datang ini datang berdasarkan persetujuan Trilateral yang melibatkan kesepakatan antar tiga negara yaitu Filipina, Indonesia dan Malaysia. Menteri dari ketiga negara ini akan bertemu pada 22 november nanti untuk membicarakan prosedur operasi standar patroli maritim memburu para perompak Abbu Sayyaf di Filipina.

Kunjungan Perdana Mentri Malaysia Najib Razak bertemu Presiden Filipina, Rodrigo Duterte berbuahkan hasil. Duterte memberikan izin pasukan keamanan Malaysia dan Indonesia memasuki perairan Filipina untuk melakukan operasi pembasimian Abbu Sayyaf.

Mengutip Asian Correspondent:

"Jika para perompak memasuki batas maritim Filipina, pihak berwenang Malaysia atau Indonesia hanya perlu menginformasikan angkatan laut Filipina untuk terus mengejar mereka. Pihak berwenang Filipina akan membantu dalam mengejar para perompak," ujar Najib usai bertemu dengan Duterte. 

Pendekatan baru ini dianggap cara praktis untuk ketiga negara mengatasi masalah keamanan utama regional. Dalam 3 bulan terakhir ini marak terjadi penculikan di perairan Sulu oleh kelompok perompak Abbu Sayyaf. Banyak WNI dan warga malaysia menjadi sasaran utama penculikan untuk meminta uang tebusan dengan nilai fantastis. 

Pendekatan yang dibawa Najib Razak ini didasari untuk menjawab permintaan Presiden Jokowi saat mengunjungi dirinya pada Agustus 2016. Salah satu skema dalam operasi militer nanti ini akan ada strategi bernama ‘Eye in The Sky’. Meskipun belum jelas pasti maksud dari ‘Eye in The Sky’ ini namun banyak yang menduga ini akan melibatkan drone sebagai pengawas tersembunyi didaerah penculikan.

Source

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun