Mohon tunggu...
Prima Marsudi
Prima Marsudi Mohon Tunggu... Guru - Indahnya menua.

Wanita yang ingin jadi diri sendiri tetapi tidak bisa karena harus memikirkan orang-orang yang disayanginya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Diary 30

13 Oktober 2020   05:50 Diperbarui: 13 Oktober 2020   12:03 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Banyak orang beranggapan bahwa menjadi boss itu enak.  Punya ruang privat di kantor, memiliki berbagai fasilitas pribadi seperti kendaraan bagus, tempat tinggal bagus dan tentunya gaji yang bagus.

Kebanyakan orang hanya melihat sisi luarnya saja.  Oleh karena itu, ada kalanya beberapa orang berlomba untuk dapat menjadi seorang pimpinan meskipun sebenarnya  kualifikasinya tidak mencukupi.

Segala cara akan dilakukan oleh orang-orang super ambisius ini. Sikut kanan sikut kiri, cari muka ke sana kemari. 

Biasanya pemimpin yang mendapatkan posisi dengan cara seperti ini akan berakhir dengan sangat  mengenaskan.  Tidak sepenuhnya salah mereka, justru yang memilih dan menunjuk mereka lah yang lebih bersalah.

Menjadi boss itu tak semudah seperti ketika kita memberikan uang kepada tukang parkir di depan mini market tanpa meminta kembalian.  Atau ketika kita memberikan receh 2000 an sementara orang lain melemparkan koin 500 an di perempatan jalan yang dijaga Pak Ogah sehingga Pak Ogah dengan mata berbinar akan memanggil kita dengan sebutan BOSS.

Memimpin sebuah organisasi, entah itu organisasi nirlaba ataupun organisasi yang berorientasi pada keuntungan itu tidaklah mudah.

Banyak waktu yang harus disediakan untuk dapat menyelesaikan seluruh pekerjaan.  Belum lagi pikiran yang tidak boleh berhenti karena sekali saja berhenti berpikir, maka akan banyak masalah yang muncul.

Seorang pemimpin harus menyusun program dan menemukan inovasi-inovasi baru di dalam kepemimpinannya.  Harus membangun image positif di lingkungannya.  Harus memikirkan kesejahteraan orang-orang yang dipimpinnya.  Semua itu bukan hal yang mudah dan tidak sembarang orang bisa melakukannya.

Seorang pemimpin juga harus adil.  Harus dapat membedakan mana yang tulus, mana yang hanya bermaksud menjilat karena ketika kita berada di atas, setiap orang akan terlihat baik.  Setiap orang akan berupaya melayani kita.

Itulah yang sering luput dari pandangan kita.  Perjuangan seseorang untuk menjadi pemimpin dan perjuangan seseorang ketika menjadi seorang pemimpin.

Kita hanya melihat betapa enaknya fasilitas yang mereka miliki.  Betapa enaknya dilayani padahal untuk sampai seperti itu banyak hal yang harus dilewati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun