Mohon tunggu...
Prima Marsudi
Prima Marsudi Mohon Tunggu... Guru - Indahnya menua.

Wanita yang ingin jadi diri sendiri tetapi tidak bisa karena harus memikirkan orang-orang yang disayanginya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Diary 6

10 Agustus 2020   05:51 Diperbarui: 10 Agustus 2020   05:44 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Adakalanya sulit sekali bagi diri kita untuk menerima kekurangan yang ada pada diri kita. Sekecil apa pun itu kekurangan kita kadang malah menjadi fokus hanya pada kekurangan tersebut.   Bukannya menjadi motivasi bagi kehidupan malahan justru memjadi penghalang bagi kebahagiaan kita?

Lebih sulit lagi ketika kita harus menerima kekurangan dari orang-orang yang kita cintai.  

Melihat ayah kita menduakan ibu kita.  Melihat anak laki-laki kebanggaan kita menyukai kegiatan bersolek seperti layaknya anak gadis atau pun menyadari bahwa anak gadis kita tak secantik anak orang lain.

Semua kekurangan tersebut seperti menghantui.  Membuat kita malu berhadapan dengan orang lain.  Merendahkan diri kita di titik terendah.

Padahal setiap orang tahu bahwa tak ada yang sempurna di dunia ini.   Bukan hanya kita dan keluarga kita yang tidak sempurna.  Setiap manusia mempunyai kekurangan.  

Seberapa pun kelebihan seseorang, ia akan memiliki kekurangan.  Apa yang mereka punya belum tentu bisa kita miliki dan apa yang kita miliki belum tentu juga bisa mereka punyai.

Semudah itu konsepnya.  Apa yang kita lihat dari orang lain adalah sebuah cover, kulit, atau permukaan.  Kita tidak pernah tahu apa yang ada di balik cover tersebut.  Dan tidak ada perlunya juga membuka setiap cover yang kita temui sepanjang perjalanan hidup kita.

Begitu pula apa yang dilihat orang lain dari diri kita.  Hanya cover, dan tak ada gunanya juga kita membukakan cover diri kita pada orang lain.

Sejatinya manusia sempurna adalah manusia yang tidak sempurna.  Kesempurnaan hanya milik Allah, Tuhan Yang Mahaesa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun