Mohon tunggu...
PRIMA ALHUSNA
PRIMA ALHUSNA Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya adalah mahasiswa agribisnis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menjelang El Nino, Apakah Impor Satu Juta Ton Beras Solusinya?

18 Juni 2023   23:00 Diperbarui: 18 Juni 2023   23:05 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokumen pribadi

Indonesia merupakan negara agraris, dimana kehidupan masyarakatnya banyak bergantung pada sektor pertanian. Alih-alih menyejahterakan petani Indonesia, Menteri perdagangan Zulkifli Hasan menjadikan impor beras sebagai dalih menghadapi El Nino. dikutip dari Kompas, Kamis (16 Juni 2023). kata Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan "Beras kita memang harus ambil walaupun kadang-kadang tidak populer, ambil inisatif. Kalau El Nino berat harganya kita enggak boleh beras kurang. Oleh karena itu saya sudah (tandatangani) Momerandum of Understanding atau nota kesepahamanan dengan India 1 juta ton sewaktu-waktu bisa beli. Government to Government kita sudah pesan 1 juta ton".

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyarankan agar dibuat perjanjian dagang sebelum impor beras. Menurutnya, tujuan dari kesepakatan dagang tersebut adalah jika dampak El Nino tidak terlalu kuat maka kontrak bisa dibatalkan sehingga petani tetap mendapatkan harga yang baik. "Seharusnya bisa buat Purchase agreement dimana order dalam kontrak bisa dibatalkan sewaktu waktu, jadi kalau dalam perjalanan waktu El Nino tidak terlalu parah. Petani kita bisa panen dan dapat harga bagus. Kalau El Nino Parah bisa dilanjut ordernya", kata Susi lewat cuitan di akun Twitternya @susipudjiastuti seperti dikutip Jumat (16/6).

Cuitan Susi tersebut mendapat banyak respon dari warganet seperti akun Gozo0405 "El Nino cuma alasan. Intinya Impor mesti jalan terus. Jangankan Ada El Nino yang dikhawatirkan berdampak pada hasil panen, Petani Panen Raya aja Import gila2an. Pejabat kita selalu punya alesan untuk import" Katanya. Akun rinichan02 juga mengatakan "Istilah sedia payung sebelum hujan sudah tidak pernah diterapkan sekarang ini. Yang terpikir, bagaimana mendapatkan kebutuhan dengan cara impor. Semuanya ingin didapat secara instan. Tidak heran profesi petani mulai langka".

Tampaknya pemerintah tidak berupaya meningkatkan produksi pertanian agar Indonesia tidak bergantung pada produk impor, misalnya melalui pupuk murah, bantuan teknis, subsidi alat pertanian, dll. Pada saat yang sama, petani saat ini sedang mengalami kesulitan karena harga hasil panennya turun, harga pestisida naik, harga pupuk naik dan banyak subsidi pupuk dicabut dan sebagian pupuk juga ditarik dari pasaran. Singkatnya, El Nino adalah fenomena naiknya suhu permukaan laut di Samudera Pasifik bagian timur, pemanasan permukaan laut dari arah barat yaitu dari Amerika ke sisi timur wilayah Indonesia, dan saat fenomena ini terjadi, jumlah curah hujan di wilayah barat meningkat dan wilayah timur mengalami kekeringan.

Jadi apa yang harus dilakukan petani untuk melawan El Nino? El Nino di sektor pertanian dapat mengakibatkan gagal panen, gagal tanam dan risiko tinggi terganggunya produksi pertanian akibat kondisi cuaca ekstrem. Langkah-langkah menghadapi El Nino:

  • Diversifikasi tanaman
    Petani dapat menanam tanaman yang berbeda yang tahan terhadap kekeringan atau banjir. Ini dapat memastikan bahwa meskipun panen gagal, yang lain akan bertahan.
  • Meningkatkan kesuburan tanah
    Tanah yang subur menahan air dengan lebih baik dan dapat membantu tanaman bertahan dari kekeringan. Petani dapat menggunakan pupuk organik, rotasi tanaman dan tanaman penutup tanah untuk meningkatkan kesuburan tanah.
  • Konservasi air
    Petani dapat menghemat air dengan menggunakan irigasi tetes, mulsa dan teknik penghematan air lainnya.
  • Memantau pola cuaca
    Petani dapat memantau kondisi cuaca dan merencanakan penanaman dan pemanenan yang sesuai. Memantau pola cuaca juga dapat mengetahui perkiraan cuaca untuk mempersiapkan peristiwa cuaca ekstrem.
  • Gunakan sensor kelembaban tanah
    Sensor kelembaban tanah memungkinkan petani untuk mengukur jumlah air di dalam tanah dan menyesuaikan irigasi yang sesuai. Ini dapat membantu mencegah overwatering atau underwatering, yang keduanya dapat merusak tanaman.
  • Gunakan varietas benih yang toleran terhadap kekeringan
    Petani dapat memilih varietas benih yang lebih toleran terhadap kekeringan. Benih-benih ini sering direkayasa secara genetik sehingga membutuhkan lebih sedikit air dan dapat membantu memastikan panen yang sukses dalam kondisi kekeringan.
  • Operasikan pengolahan tanah konservasi
    Petani dapat mengurangi erosi tanah dan meningkatkan retensi air dengan mempraktikkan pengolahan tanah konservasi.
  • Pertimbangkan sumber pendapatan alternatif
    Selain diversifikasi tanaman, petani juga dapat mempertimbangkan sumber pendapatan alternatif, seperti wisata pertanian atau penjualan produk bernilai tambah. Hal ini dapat membantu mengurangi dampak ekonomi dari gagal panen akibat peristiwa cuaca ekstrem.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun