Di sebuah desa terpencil, terdapat sebuah kisah yang menghantui penduduk setempat tentang keranda jenazah yang tidak bisa diangkat akibat banyak dosa yang dilakukan oleh si pemiliknya semasa hidup. Cerita ini dikenal luas di seluruh desa, dan menjadi peringatan bagi mereka yang hidup di sana tentang pentingnya hidup dengan penuh kebaikan dan integritas.
Kisah ini dimulai dengan seorang lelaki kaya raya yang tinggal di desa tersebut. Dia dikenal sebagai orang yang tamak dan serakah, selalu mengutamakan kepentingan dirinya sendiri tanpa memperdulikan orang lain di sekitarnya. Selama hidupnya, dia melakukan banyak dosa dan kesalahan, meninggalkan jejak yang buruk di desa tersebut.
Ketika sang lelaki akhirnya meninggal dunia, desa tersebut dikejutkan oleh penemuan yang mengerikan: keranda jenazahnya tidak bisa diangkat oleh siapapun, meskipun sudah digunakan berbagai cara dan upaya. Setiap kali ada yang mencoba mengangkatnya, keranda itu terasa seperti terkunci dengan kekuatan yang tidak bisa dijelaskan.
Penduduk desa percaya bahwa keranda jenazah itu terkunci oleh dosa-dosa besar yang dilakukan oleh si pemiliknya semasa hidup. Mereka yakin bahwa rohnya masih menghantui desa tersebut, mencari penebusan atas dosa-dosanya yang tidak terampuni.
Pada suatu malam yang sunyi, seorang pemuda bernama Arka memutuskan untuk menyelidiki lebih lanjut tentang misteri di balik keranda jenazah tersebut. Dengan hati yang berdebar, dia mengunjungi pemakaman di mana keranda tersebut terletak dan memperhatikan dengan seksama.
Saat Arka mengamati keranda jenazah itu, dia merasa hembusan angin yang dingin melintasinya. Dia merasakan kehadiran yang tak terlihat di sekitarnya, dan dia menyadari bahwa dia tidak sendirian di sana. Dengan tekad yang bulat, Arka memutuskan untuk menghadapi roh si pemilik keranda jenazah dan membantu melenyapkan dosa-dosanya.
Dengan penuh keberanian, Arka berbicara kepada roh si pemilik keranda jenazah, mengajaknya untuk menerima penebusan atas dosa-dosanya dan melanjutkan perjalanan ke alam berikutnya dengan damai. Dia meminta maaf atas segala kesalahan yang dilakukan semasa hidupnya, dan berjanji untuk melakukan kebaikan sebagai gantinya.
Mendengar kata-kata Arka, roh si pemilik keranda jenazah mulai melepaskan kekuatan yang menahannya. Keranda jenazah itu akhirnya bisa diangkat, dan desa tersebut dipenuhi oleh rasa lega dan kedamaian yang lama dinanti-nantikan.
Sejak saat itu, desa tersebut berubah menjadi tempat yang lebih baik, di mana kebaikan dan kejujuran menjadi nilai-nilai yang dikedepankan oleh penduduknya. Kisah tentang keranda jenazah yang terkunci oleh dosa menjadi peringatan yang abadi tentang pentingnya hidup dengan integritas dan kebaikan, serta kemampuan untuk memaafkan dan menerima penebusan.
