Mohon tunggu...
Priesda Dhita Melinda
Priesda Dhita Melinda Mohon Tunggu... Guru - Ibu dari 2 orang anak perempuan dan juga seorang guru yang ingin terus belajar

Contact : 08992255429 / email : priesda@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cukup Sampai di Sini Saja Kesalahanku dalam Pendidikan

28 April 2021   01:56 Diperbarui: 28 April 2021   02:40 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Guru menuntun mereka untuk bertumbuh dengan baik sesuai dengan kemampuan masing-masing dan merasa senang dalam mengikuti proses yang ada.

3. Pendidikan Budi Pekerti

Pendidikan bukan hanya sebatas pengetahuan dan keterampilan saja, melainkan juga budi pekerti. Di mana dalam budi pekerti anak dituntun untuk berperilaku yang baik. Meskipun di atas dijelaskan bahwa anak seolah bebas dalam belajar dan mengembangkan kemampuannya, tetapi tetap guru menuntun mereka jika mereka melakukan kesalahan. 

Menegur dan memberi tahu apa kesalahannya, tentu saja dengan cara yang baik. Guru memberi teladan yang baik untuk siswanya. Termasuk di dalamnya motivasi, semangat, ketulusan, dan lain sebagainya. Ketika guru memberi pendidikan dengan semangat dan tulus, maka hal ini akan menular pada anak.

4. Bermain

Siapa yang tak suka bermain ? Apalagi anak-anak yang memang kodrat mereka adalah bermain. Dalam belajar juga ada bermain, tapi tak melulu harus bermain-main. 

Maksud dari bermain ini di sini, memang bisa saja dalam belajar ada permainan terlebih dahulu, tetapi lebih dalam maksudnya adalah dalam belajar anak harus merasa senang dan bebas tanpa ada tekanan. 

Di sini guru harus dapat menciptakan suasana yang menyenangkan. Tentu saja dimulai dari guru yang bahagia terlebih dahulu, supaya  menular pada siswanya. Belajar yang menyenangkan tanpa tekanan tentu saja akan membuat anak dapat memahami apa yang disampaikan oleh guru.

5. Menghamba pada Anak

Di sini maksudnya adalah pendidikan itu harus berpihak pada anak. Semua yang dilakukan dalam pendidikan harus berorientasi pada anak, tujuannya tentu saja untuk anak. 

Sebenarnya kalimat ini diungkapkan oleh Ki Hadjar Dewantara sebagai bentuk penyesalannya terhadap anaknya. Saat itu beliau sedang ada pekerjaan dan sangat sibuk, anaknya menangis terus dan mengganggu beliau. Karena merasa terganggu, akhirnya beliau membawa anaknya keluar rumah lalu mengunci pintu rumahnya. Ketika melihat salju yang turun, beliau sadar bahwa anaknya ada di luar rumah, ketika beliau keluar, anaknya sudah membiru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun