Mohon tunggu...
Priandina
Priandina Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Fa innama'al usri yusro, innama'al usri yusro. (Dibalik kesulitan, pasti ada kemudahan. Dibalik kesulitan, ada kemudahan)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sebuah Pandangan Antara Budaya dan Agama

4 Desember 2018   18:47 Diperbarui: 4 Desember 2018   18:47 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bagi orang awam, ketika mendengar kata 'budaya' maka yang terlintas adalah suatu kebiasaan dalam lingkungan masyarakat. Kebiasaan tersebut melekat dan dapat berfungsi sebagai salah satu ciri khas dari suatu daerah atau wilayah. Budaya sendiri mulai berkembang, mengalami perubahan seiring dengan perkembangan jaman. Namun ada juga beberapa wilayah yang masih mempertahankan budaya aslinya atau budaya yang berasal dari peninggalan nenek moyang, walau pada saat itu perkembangan teknologi sedang berkembang sangat pesat.

Sebenarnya, budaya tidak terlepas dari hal yang berbau agama. Budaya dan agama adalah suatu hal yang berbeda substansinya namun sangat erat hubungannya dalam mengatur kehidupan bermasyarakat. Budaya tanpa adanya agama, maka tidak akan ada tujuan dari kehidupan bermasyarakat. Sedangkan agama tanpa budaya, maka kehidupan akan pincang dan tidak berfungsi dengan baik dalam menciptakan kehidupan yang bermasyarakat serta beradab.

Dewasa ini, ternyata hubungan antara budaya dengan agama mulai renggang. Sudah mulai bermunculan suatu asumsi tentang mana yang harus ditegakkan, agama ataukah budaya. Bagi masyarakat jaman sekarang, terutama yang wilayahnya mayoritas menganut agama yang cukup kental, rawan menolak budaya masyarakat tertentu yang tidak sesuai dengan agama yang mereka anut.

Bagi saya yang Alhamdulillah adalah seorang muslim, perlu diingat bahwa terdapat firman Allah pada Surah Al-Hujarat ayat 10 yang artinya "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal".

Dari arti Surah Al-Hujarat tersebut, dapat kita simpulkan secara umum, bahwa kehidupan manusia yang berbangsa-bangsa dan bersuku-suku memang sudah ada sejak jaman dahulu dengan tujuan agar saling mengenal satu sama lain. Dan dari hal tersebut muncul sikap toleransi. Toleransi merupakan penekanan yang sangat kuat dalam terjemahan ayat tersebut. Dan saya yakin bahwa setiap agama pasti terdapat ajaran mengenai toleransi. Jadi, tidak ada alasan melakukan diskriminasi bahkan bertindak anarkis terhadap sesama manusia, meskipun mereka memiliki budaya dan agama yang berbeda.

Terlebih Indonesia adalah negara dengan berbagai macam suku dan budaya. Agama pun juga ditampung semua di Indonesia, selagi semua itu tidak melanggar dasar negara kita yakni Pancasila. Jika berbicara budaya, Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya dengan budaya yang beraneka macam dari ujung Sabang hingga ujung Merauke.

Jika berbicara tentang agama, Indonesia merupakan negara agamis, terbukti dengan mengakui beberapa agama yang berbeda-beda, seperti Islam, Kristen, Katholik, Budha, Hindu, Konghuchu, dan sebagainya. Agama dan budaya adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Agama merupakan pondasi terbentuknya sebuah budaya, sedangkan budaya merupakan cerminan dari agama.

Kedua hal tersebut merupakan modal terbentuknya karakter masyarakat yang bermoral, beretika, serta berakhlak mulia. Sudah seharusnya kita sebagai warga negara Indonesia yang memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika memiliki rasa toleransi yang cukup tinggi terhadap perbedaan. Menghormati keputusan yang berbeda, budaya yang berbeda, sekalipun agama yang berbeda-beda dan sebagainya, sehingga dari adanya itu muncul keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Munculnya konflik mengenai agama dan budaya menciptakan suatu ironi bagi negara ini. Bhineka Tunggal Ika seolah hanya menjadi suatu pajangan yang tidak berarti maknanya. Menurut penulis, salah satu timbulnya konflik antara agama dan budaya adalah adanya asumsi beberapa masyarakat yang kuat mengenai budaya atau agama yang mereka anut merupakan budaya yang buruk dan tidak sesuai dengan kehidupan.

Sehingga menganggap budaya dirinya lah yang paling benar. Padahal, negara Indonesia bisa berdiri dan merdeka sejak tahun 1945 hingga saat ini adalah karena salah satunya memperkuat kesatuan dalam perbedaan. Perbedaan disini adalah suku, ras, budaya, bahkan agama. Bisa dibayangkan jika saat ini masih ada sekelompok orang yang mengganggap bahwa kelompoknya yang paling benar dan yang harus dijadikan tauladan, maka Indonesia bisa hancur. Kesadaran akan kesatuan dan persatuan yang sudah ditunjukan sejak memerdekakan Indonesia saat itu haruslah tetap dijaga, jangan sampai muncul perpecahan.

Perlu diingat, nilai-nilai moral dari ajaran agama tidak akan pernah ada  di dalam diri masing-masing individu, jika tidak dipraktikan secara terus menerus hingga menjadi suatu kebiasaan atau budaya. Jika kita hidup di suatu tempat yang memiliki budaya yang cukup kental, maka kita harus menghargai ajaran agama yang dianutnya. Solusi ketika kita tidak nyaman dengan adanya perbedaan budaya itu adalah dengan cara menghormati, menghargai dan tetap hidup berdampingan layaknya saudara. Ciptakan suasana yang damai, harmonis serta rukun dalam lingkungan masyarakat tersebut, sehingga keutuhan bangsa tetap kokoh seiring berjalannya waktu dan berkembangnya jaman. Miris rasanya jika kita membuka tangan lebar-lebar menerima budaya yang ada di luar sana namun kita enggan menyambut serta memperhatikan budaya yang ada di sekitar  kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun