Mohon tunggu...
Priambodo Aji
Priambodo Aji Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa

I am a Engineer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penelitian Meningkatkan Self Awareness dengen Cara Self Disclosure

4 Januari 2021   13:10 Diperbarui: 4 Januari 2021   13:25 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meningkatkan Self Awareness dengan cara Self Disclosure

Self Awareness adalah komponen pertama dari kecerdasan emosional, oracle Delphic memberi nasihat untuk “mengenal dirimu sendiri ribuan tahun yang lalu”. Kesadaran diri berarti memiliki pemahaman yang mendalam emosi, kekuatan, kelemahan, kebutuhan, dan pengendalian. Orang yang kesadaran diri yang kuat bukanlah keduanya terlalu kritis atau berharap secara tidak realistis. Agar mereka jujur dengan diri mereka sendiri dan dengan orang lain.

Dalam Penelitian ini bagaimana seseorang dapat meningkatkan Self Awareness terhadap dirinya, caranya adalah dengan menceritakan hal-hal yang ingin di ceritakan terhadap orang lain yaitu dengan Self Disclosure. Kebanyakan orang merasa tidak percaya diri dan cenderung ragu-ragu terhadap keputusan yang dibuat olehnya dan terkadang ragu menceritakan hal-hal yang bersifat pribadi dan ada batasannya. 

Akan tetapi dengan melakukan cerita cerita tersebut terkadang menjadi pengingat untuk kita agar lebih semangat dalam mengejar impian, lebih teringatkan dengat target-target kita ke depannya dan masih banyak manfaat lainnya. Dan ternyata latar belakang juga berpengarung dalam menentukan planning, mulai dari cita-cita dan target-target kecil dan besar kedepannya.

Self Awareness sendiri memiliki dua kategori luar tentang Self Awareness diantaranya  pertama, Self Awareness internal, diwakili seberapa jelas kita melihat nilai-nilai kita sendiri, hasrat, aspirasi, cocok dengan lingkungan kita, reaksi (termasuk pikiran, perasaan, perilaku, kekuatan, dan kelemahan) dan dampak untuk yang lainnya. Self Awareness internal ini berkaitan dengan pribadi dan social control dan kebahagiaan dan negatifnya adalah dengan kecemasan, stress, dan depresi. Yang kedua yaitu Self Awareness External, memahami bagaimana orang lain memandang kita, dengan mengetahui orang lain melihat kita maka kita akan lebih terampil dalam menujukan empati dan menerima perspektif orang lain

Self Awareness sendiri dibagi menjadi empat maps dintaranya self-awareness (bagaimana kamu mengetahui dirimu) dan external self awareness (bagaimana kamu memahami diri kamu menurut orang lain yang melihatmu). High internal self awareness x low external self awareness akan menghasilkan self awareness yang instropeksi diri. Ketika high external x internal saling bertemu makan akan menghasilkan kepedulian. Ketika low internal self-awareness x low external self awareness akan menghasilkan pencari dan terakhir ketika low internal x high external self awareness akan menghasilkan kepribadian yang senang.

Dalam penelitian ini kami mengukur bagaimana Self disclosure atau bercerita terhadap orang lain atau teman dekat itu sangat berpengaruh terhadap meningkatkan Self Awareness. Penelitian ini memiliki beberapa tahapan yang pertama adalah mengetahui tipe diri dari tiap-tiap orang melalui kuesioner yang di berikan dengan pertanyaan yang berjumlah 20 pertanyaan dengan 2 tipe self awareness baik internal mau pun external dengan 4 dimensi yaitu tipe instropeksi, peduli, pencari, kesenangan. Setelah mendapatkan data tersebut kita melakukan pendekatan atau treatment dengan cara self disclosure bercerita dengan di ajukan beberapa pertanyaan untuk memberi treager yang mengacu kepada 4 dimensi tersebut baik melalui video call, telfon, atau pun chat whatsapp.

Dari hasil penelitian ini, dari hasil perhitungan data kuesioner yang di dapatkan dengan tipe self awareness yang di dominan 4 dimensi tersebut sebagian besar menyatakan dengan yakin dan percaya diri dengan cita-cita, dengan masa depannya, dengan planning 1 – 5 tahun ke depannya. Dengan menceritakan hal-hal tersebut partisipan merasa sangat terbantu membuat dirinya jauh lebih yakin dengan planning dan cita-citanya, serta menjadi pengingat di kala target tidak tercapai, di kala mulai tidak semangat dalam mencapainya dan terutama meningkatkan dirinya jauh lebih percaya diri lagi dengan dirinya untuk mencapai itu semua.

Sedangkan dengan dari hasil perhitungan data kuesioner yang mendekati self awareness yang di dominan 1, 2, atau 3 dimensi dan 1, atau 2 dimensi lagi kurang, saat melakukan treatment saat mendapatkan pertanyaan tentang cita-cita dan melihat masa depat serta planning 1-5 tahun ke depan. Sebenarnya partisipan tahu dengan cita-citanya ingin menjadi apa akan tetapi masih ada ke raguan di dalamnya apakah sudah benar ini cita-citanya atau tidak dan bingung dengan planningnya apa sudah mendukung untuk menggapai cita-citanya atau tidak. Dan partisipan berpendapat bahwa dengan melakukan treatment self disclosure atau bercerita tentang dirinya terhadap orang lain sangat membantu dalam meningkatkan rasa percaya diri, dapat pelajaran dan masukkan dari teman dekat dan sahabatnya.

Yang terakhir dari hasil perhitungan data kuesioner yang kurang Self Awareness yang cenderung nilainya tinggi saat melakukan treatment self disclosure mereka cenderung bingung dengan cita-citanya dan cenderung mengalir mengikuti arus. Saat di Tanya bagaimana melihat masa depan dan planning 1-5 tahun ke depannya. Partisipan cenderung mengatakan lebih fokus dengan pekerjaannya terlebih dahulu, dan sebenarnya memiliki cita-cita akan tetapi ragu sekali dengan mencapainya sehingga lebih memilih menjalanin hari-harinya dengan cita-cita yang masih ragu.

Jadi dapat di tarik kesimpulan dapat di lihat seseorang dengan tingkat self awareness yang tinggi memiliki rasa optimis yang tinggi dalam menjalanin hari-harinya karena memiliki planning yang jelas kedepannya dan target-target yang ingin di capainya atau dapat dikatakan sudah memiliki dimensi pencari, lalu memiliki tingkat rasa peduli terhadap dirinya yang tinggi yaitu peduli dengan dirinya masa depan akan menjadi apa dan akan di bawa kemana dapat dikatakan sudah memiliki dimensi peduli. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun