Mohon tunggu...
Pipit Agustin
Pipit Agustin Mohon Tunggu... Wiraswasta

Seniman Tepung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menyoal Bansos Berbasis KB

13 Mei 2025   15:54 Diperbarui: 13 Mei 2025   15:54 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto: koleksi pribadi

Belum lagi, dana APBN yang harusnya digunakan untuk pelayanan kepada rakyat Sebagian besar dikorupsi oleh pejabat. Angka kerugian negara akibat korupsi dana APBN tahun 2024 mencapai Rp984 triliun menurut PPATK. Aliran dana korupsi ini berasal dari transaksi mencurigakan yang terdeteksi oleh PPATK. Jumlah ini hampir setara sepertiga dari APBN. Fantastis, bukan?!

Jadi, mari kita kembali kepada kewarasan berpikir, bahwa akar masalah kemiskinan itu bukan soal banyak sedikitnya anak, melainkan penerapan sistem kapitalisme dan para penguasa 'bodoh' sehingga bersikap dan bertindak 'masa bodoh' dalam mengurus rakyatnya. Warga miskin disalahkan karena jumlah anak yang banyak. Pada saat yang sama, negara tidak banyak berperan dalam memenuhi kebutuhan rakyatnya. Negara justru lebih berpihak pada kaum kapitalis dan oligarki.

Sungguh miris, negeri mayoritas muslim namun tidak sedikit yang menyelisihi ajaran agamanya sendiri. Dalam ajaran Islam, 'membunuh' anak karena takut miskin adalah perbuatan yang sangat dilarang dan termasuk dosa besar. Dahulu, orang-orang Arab jahiliah takut menjadi miskin jika mereka memiliki anak. Kemudian Allah Swt. Mengingatkan dalam Surat Al-Isra ayat 31, "Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka itu adalah suatu dosa yang besar". Rasulullah saw. juga menganjurkan umatnya agar memiliki banyak keturunan.

Semoga kita bisa merenungi Hadis Nabi saw. ini. Nabi saw. bersabda, "Janganlah kalian berdua berputus asa dari rezeki selama kepala kalian berdua masih dapat digerakkan. Sesungguhnya manusia itu dilahirkan oleh ibunya dalam keadaan bayi merah tanpa mengenakan apa pun, kemudian Allah memberi ia karunia dan rezeki." (HR Ahmad).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun