Mohon tunggu...
Prayogi R Saputra
Prayogi R Saputra Mohon Tunggu... Dosen - I am Nothing

I am nothing

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Antara Cak Nun, Maiyah, Go-Jek, dan Disrupsi Gerakan Sosial Keagamaan

14 Desember 2018   06:24 Diperbarui: 17 Desember 2018   09:16 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cak Nun pada acara renungan malam tahun baru di Lapangan Rumah Sakit dr Ramelan Surabaya, Minggu (31/12/2017) (KOMPAS.com/ ACHMAD FAIZAL)

Setiap orang juga bisa memiliki "media"-nya sendiri, baik itu media tulis (blog pengganti koran dan majalah) maupun video (channel YouTube, pengganti TV). Komunikasi berbasis internet telah menghancurkan hambatan-hambatan struktural dan sosial dari komunikasi serta melepaskan orang dari kontrol "kekuasaan". Baik itu kekuasaan politik maupun kekuasaan modal. 

Sebagai contoh, pada zaman pra internet, untuk menonton siaran langsung Liga Inggris, orang harus tunduk pada channel TV untuk menonton pertandingan tim yang ditayangkan oleh sebuah channel TV. Akan tetapi sekarang, orang bebas memilih pertandingan tim mana yang ingin ditonton melalui streaming.

Hal ini bisa terjadi akibat dari ekspansi internet yang sangat cepat, sehingga generasi saat ini bisa mengakses sumber-sumber informasi dan ilmu secara langsung serta melakukan pemaknaan secara merdeka tanpa perlu ada "perantara". 

Kemudahan akses ini membangun nalar kritis generasi ini menjadi --semestinya--lebih baik. Segala kemudahan tersebut telah mengubah dengan mendasar cara berpikir, sikap dan perilaku generasi "zaman now". Sehingga, diperlukan pendekatan baru untuk merespons perubahan karakter itu.

Demikian halnya dengan gerakan sosial keagamaan. Gerakan-gerakan sosial keagamaan yang telah mapan saat ini memerlukan pendekatan baru agar tetap eksis dan kehadirannya di zaman ini memiliki urgensi. 

Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, dua organisasi keagamaan dengan jumlah pengikut terbanyak di Indonesia pun berusaha meraih titik ekuilibrium baru sebagai respons atas perubahan zaman. Upaya-upaya menemukan ekuilibrium baru ini bisa dilihat misalnya dari inisiatif NU memperkenalkan konsep Islam Nusantara dan Muhammadiyah dengan Islam Berkemajuan.

Gagasan Islam Nusantara dan Islam Berkemajuan merupakan salah satu upaya kedua organisasi sosial keagamaan tersebut untuk membangun narasi dan tetap berada di pusaran utama arus zaman. Lebih jauh, sebagai contoh, Muhammadiyah merekonstruksi kembali peran sosialnya dengan mengembangkan Muhammadiyah Disaster Manajemen Center (MDMC). 

MDMC sebagai lembaga yang bertumpu pada "solidaritas" dimaksudkan untuk membuat Muhammadiyah "hadir" di tengah-tengah masyarakat. Utamanya masyarakat yang sedang diterpa musibah. "Ingin terlibat dalam menangani persoalan sosial" merupakan salah satu karakter generasi zaman ini. 

Maiyah: Dari Pemikiran Hingga Implementasi

Maiyah sejatinya kurang tepat benar disebut sebagai organisasi sosial kegamaan maupun gerakan sosial keagamaan. Karena secara formal, Maiyah tidak mendeskripsikan diri sebagai organisasi sosial keagamaan. 

Akan tetapi, jika disebut sebagai gerakan sosial keagamaan, Maiyah juga tidak atau belum memiliki program-program terencana untuk melakukan perubahan di masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun