Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Menakar Dugaan Covid-19 sebagai Senjata Biowar

29 Maret 2020   21:01 Diperbarui: 30 Maret 2020   08:57 5204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
In this file photo, members of the U.S. Marine Corps' Chemical-Biological Incident Response Force demonstrate clean-up techniques for anthrax, a potential biological weapon. | Kenneth Lambert, File/AP Photo

Dalam kondisi pertentangan dan saling tuduh selama beberapa waktu, Presiden China XI Jinping mengibarkan bendera putih, menelpon Presiden Trump, meminta AS melakukan tidakan substantif untuk meningkatkan hubungan AS-China, mengembangkan hubungan yang "tanpa konflik dan konfrontasi", didasari dengan rasa "saling menghormati dan kerja sama yang saling menguntungkan."

Presiden Trump mengatakan melalui jalur medsos "China telah melalui banyak dan telah mengembangkan pemahaman yang kuat tentang Virus. Kami bekerja sama dengan erat."

Mengingat masalah Covid adalah juga bagian konflik AS dengan China, maka dengan terjadinya kesepakatan kedua pemimpin negara ini, kita berharap akan ditemukan jalan keluarnya. 

Masing-masing memiliki rahasia, kelebihan dan dan kekurangan --yang apabila digabungkan, nampaknya masalah Covid akan dapat selesai dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Warga AS Terbanyak di Dunia Positif Covid-19

Dari data yg terekam, pada tanggal 28 Maret 2020, jumlah warga AS yang terpapar Covid-19 telah melampaui China dan Italia. Total case (positif) di AS 105.015; China 81,394; dan Italia 86,408 kasus.

Sementara Total death rate di hari yang sama, tertinggi Italia 9.134, kedua China 3.295 dan ketiga AS 11.717 jiwa. Untuk menjaga perekonomianya, Presiden Donald Trump untuk mengantisipasi dampak Covid, telah menandatangani paket stimulus sebesat US$ 2,2 Triliun.

Dalam rangka membendung penyebaran virus corona (Covid-19) tersebut New York dan Illinois mulai Jumat (20/3/2020) melakukan lockdown. Sementara Presiden Donald Trump masih percaya diri dengan menyatakan Amerika Serikat sudah "memenangkan" perang.

Langkah New York, Los Angeles, dan Chicago menutup diri diikuiti negara bagian New Jersey dan Connecticut. Namun Trump menegaskan tidak pelrlu lockdown secara nasional. Alasannya penyebaran virus corona di beberapa negara bagian AS tidak sebanyak yang padat penduduknya.

Rumah sakit Amerika melaporkan, semakin kewalahan dengan pasien COVID-19. Sementara 40 persen kasus ada di daerah yang telah di-lockdown, tetapi AS berhasil menekan death rate. Hal ini membuktikan kemampuan AS dalam bidang kesehatan.

Ada bagian menarik seperti pernah penulis sampaikan pada artikel terdahulu, Goldman Sach pada Pada hari Kamis (12/3/2020) mengadakan konferensi pers yang dipimpin oleh ekonom utamanya, Jan Hatzius dan kepala bagian medisnya, Michael Rendel. Disampailan bahwa 50% orang Amerika akan bisa tertular virus (150 juta orang) karena sangat menular. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun