Bagian ancaman terhadap Indonesia yang sering dipelekan, karena kita berada di wilayah konflik antara AS versus China dan Rusia, dua musuh utamanya. Banyak yang berpegang kepada politik bebas aktif, yang katanya harus yakin jangan didikte oleh negara lain.
Kini, dengan langkah Menhan ke Rusia dan dengan gagah berani menegaskan akan melanjutkan pembelian Alutsista Rusia (Sukhoi 35), Prabowo bisa terkena UU CAATSA.
Apakah cukup sampai di situ? Jelas Presiden Jokowi dan Indonesia juga akan terkena UU tersebut, presiden dan menhan dinilai sebagai satu paket. Rusia jelas akan mati-matian menjual produknya, walau tahu sejak 2017 dihambat Amerika. Rusia tidak peduli tentang UU CAATSA itu. Mereka faham atau mengerti ada yang gagal paham di Indonesia.
Nah, kini pasti AS sudah membidik Prabowo dan presiden Jokowi. Bagi Prabowo persoalan lama (HAM) saja belum selesai, kini bisa terkena UU CAATSA. Demikian juga bagi presiden, sebagai decesion maker, bila kontrak dilanjutkan, sangsi Amerika hanyalah soal waktu.
Sebagai purnawirawan TNI AU, Sukhoi-35 memang pilihan terbaik dalam melanjutkan program Su-27/30, tetapi dari sisi pertimbangan intelijen fungsi pengamanan, disarankan sebaiknya ditunda/ dibatalkan.
Bagi Prabowo bila terkena CAATSA akan rugi besar kalau masih ingin maju pada pilpres 2024. Pelanduk bisa terjepit diantara gajah.Â
Bagi pak Jokowi, ada bahaya atau ancaman serius, yang tersembunyi, Najib lengser, Sadam Husein dihabisi, Afghanistan diserbu, Syria berantakan, Iran sedang repot dan kini China ikut berantakan dengan virus Corona baru (COVID-19).
Operasi intelijen tidak pernah terungkap, mereka bisa menggunakan instrumen yang dimiliki untuk menyerang, umumnya sukses karena didukung teknologi tinggi.
UUK Intelijen dan Saran
Apakah badan intelijen yang ada sebagai pelindung Presiden Jokowi dinilai sudah mampu mengatasi ancaman seperti yang disampaikan Prof. Bob? Tolong dijawab. Sudah mampukah kita mengatasi Cyber Attack, Informational Warfare, Trade War, Currency war, Proxies, Bio-warfare?
Xie-Jin Ping yang dinilai sebagai manusia setengah Dewa oleh WN China (RRT) saja kini tiap hari migrain menghadapi serangan Covid-19. Kini tercipta kompartmentasi, hampir semua negara alergi kedatangan tamu dari negara China dan semua menolak ke China. Mission accomplished, kesimpulan penulis seperti itu.